Jumlah Imigran Ilegal Turun Drastis, Australia Tutup Pusat Penampungan yang Kontroversial

Penutupan Pusat Penampungan Maribyrnong itu menjadi bagian dari rangkaian penutupan sejumlah pusat penampungan serupa yang dilakukan sejak September 2013. Tercatat telah ada sekitar 19 fasilitas yang ditutup.

Pusat penampungan Maribyrnong dibuka sekitar 30 tahun lalu. Kini, para imigran yang ditampung di tempat tersebut telah dipindahkan ke sejumlah pusat penampungan lain.

Pemerintah Australia mengatakan, keputusan untuk menutup fasilitas penampungan itu menjadi tonggak sejarah lain dalam mengurangi jaringan penampungan imigran di Australia.

Jumlah imigran ilegal yang ditampung di daratan Australia mencapai puncaknya pada 2013, dengan sekitar 10.000 orang ditahan setelah memasuki wilayah negara itu tanpa dokumen resmi.

Jumlah itu telah menurun drastis hingga hanya sekitar 1.000 imigran, ditambah 1.000 lainnya di Pulau Manus dan Nauru.

"Pemerintah telah menghentikan pengoperasian kapal-kapal, mengeluarkan anak-anak dari penahanan, dan menutup fasilitas penampungan yang sempat penuh sesak oleh para imigran ilegal," kata Menteri Imigrasi Australia, David Coleman.

"Penutupan ini mencerminkan keberhasilan pemerintah dalam mempertahankan perbatasannya," tambahnya, seperti dilansir ABC News.

Penutupan fasilitas itu juga sering dikaitkan dengan jadwal pemilihan yang akan dilangsungkan di Australia sebelum akhir Mei 2019 mendatang, di mana isu kebijakan imigrasi masih menjadi perdebatan.

Pihak oposisi Partai Buruh mengkritik penutupan pusat penampungan Maribyrnong terlambat dari tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya pada pertengahan 2018.

Penggunaan pusat-pusat penampungan imigran juga telah dikritik karena dianggap menunjukkan kebijakan imigrasi yang keras.

Sementara Koalisi Liberal telah mengumumkan rencana untuk menutup kompleks penampungan lainnya di Blaxland, Villawood, Sidney pada pertengahan tahun.