Salin Artikel

Pangeran Charles Serukan Perlawanan terhadap Perbudakan Modern

ACCRA, KOMPAS.com - Pangeran Charles menyerukan perlawanan terhadap perbudakan modern ketika berkunjung ke Ghana, sebuah negara yang menjadi titik keberangkatan orang Afrika dijual sebagai budak.

Melansir CNN, Selasa (6/11/2018), dalam turnya pada awal pekan ini di Afrika Barat, Pangeran Charles menyebut penderitaan budak trans-Antlantik yang diperdagangkan begitu mendalam.

Pangeran Wales itu dan istrinya, Camilla, mengunjungi Kastil Osu, yang dulu merupakan benteng perbudakan di Accra.

Dibangun pada 1661, kastil tersebut merupakan sel penahanan utama bagi budak Afrika. Tempat itu juga menjadi markas pemerintah kolonial Inggris.

"Noda dalam sejarah dunia kita yang tak bisa terhapuskan," ujarnya.

Pedagang asal Inggris merupakan partisipan terbesar di Atlantik, hingga mencapai 12 juta orang Afrika yang dijual menjadi budak.

Kemudian, Inggris menghapus perdagangan budak trans-Antlantik pada 1807.

"Inggris bisa berbangga karena memimpin jalan penghapusan perdagangan yang memalukan," ujarnya.

Pewaris tahta kerajaan Inggris itu menyatakan, pemerintah bertanggung jawab memastikan perdagangan hina itu tak pernah terlupakan.

"Kita membenci eksistensi perbudakan modern," tuturnya.

Pada Senin malam, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo menggelar jamuan makan malam kenegaraan untuk menyambut kunjungan anggota keluarga kerajaan Inggris.

Selain Ghana, Pangeran Charles juga singgah di Gambia untuk menyambut baik kembalinya negara tersebut pada Persemakmuran.

Sebagai informasi, Pangeran Charles awal tahun ini dinobatkan sebagai kepala negara Persemakmuran, menggantikan ibunya, Ratu Elizabeth II.

Pada Selasa lalu, Charles dan Camilla tiba di Nigeria dan disambut oleh Presiden Muhammadu Buhari di Presidential Villa.

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/07/12511711/pangeran-charles-serukan-perlawanan-terhadap-perbudakan-modern

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke