Bocah 13 Tahun Berkasta Rendah Dibunuh di Hadapan Ibunya

Bukan hanya karena kebrutalannya, tetapi juga kasus ini menjadi bukti ekstrem perwujudan sistem kasta yang masih berlaku di negeri itu.

Pekan lalu, seorang anak perempuan berusia 13 tahun dipenggal di hadapan sang ibu oleh tetangganya sendiri di kota Attur, distrik Salem, Tamil Nadu.

Dinesh Kumar, yang berasal dari kasta yang lebih tinggi, diduga mengeluarkan kata-kata hinaan terhadap anak berkasta Dalit itu sebelum memenggalnya dengan menggunakan sabit.

Korban, sebelumnya disebut-sebut menuduh Dinesh Kumar mencoba melakukan pelecehan seksual terhadap dirinya.

Seorang petugas polisi menjelaskan, Kumar sudah ditahan  sementara investigasi terkait kasus mengerikan itu masih berlangsung.

Selain dijerat dakwaan pembunuhan, Kumar juga dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap korban.

Sejumlah laporan menyebut, korban menolak bujukan Kumar dan mengadukan masalah itu kepada ibunya.

Korban adalah pelajar di sebuah sekolah negeri setempat dan merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara.

Pembunuhan ini memicu kemarahan warga di seluruh Tamil Nadu dan beberapa selebriti menyerukan agar keluarga korban mendapat keadilan dan menyuarakan perlawanan terhadap sistem kasta.

"Seorang gadis 13 tahun dipenggal di depan ibunya oleh pria yang ditolaknya. Korban berasal dari kasta rendah dan pelaku dari kasta yang lebih tinggi," ujar aktor Siddharth lewat akun Twitter-nya.

"Barbarisme semacam ini harus ditangani. Sistem kasta tak boleh merusak masyarakat. Sudah cukup!" tambah Siddharth.

Sementara itu, aktor yang menjadi politisi Khushboo Sundar menyebut pembunuhan tersebut adalah aksi barbar dan pola pikir feodal.

"Sudah cukup...barbarisme berbasis kasta tak bisa lagi dibiarkan...siapa yang memberi mereka keberanian untuk melakukan perbuatan semacam ini?" tanya Sundar.

"Apakah keyakinan buta dan pola pikir feodal mereka yang mendorong hal ini?" tambah dia.

Kemarahan juga diluapkan sutradara Vignest Shivan.

"Kita hidup bersama para monster ini! Setiap hari hal semacam ini terjadi di mana-mana! Dan kita hanya bisa bersedih, berduka, dan melampiaskannya di Twitter!" ujar Shivan.