Diresmikan Lebih dari 50 Tahun Lalu, Nama Jembatan Ini Ternyata Salah

Jembatan Verrazzano-Narrows yang menghubungkan Brooklyn dengan Staten Island, telah dibuka pada 1960 lalu dan menjadi yang terpanjang pada masanya.

Nama jembatan tersebut, mengambil dari nama seorang tokoh penjelajah Eropa pertama yang berlayar ke Teluk New York pada 1524.

Namun ketika diresmikan, terjadi kesalahan dalam penulisan nama jembatan pada kontrak pekerjaan konstruksi asli, sehingga berdampak pada kesalahan dalam penamaan jembatan tersebut.

Selama lebih dari 50 tahun, nama jembatan itu ditulis dengan Verrazano-Narrows, atau ada perbedaan pada jumlah huruf "Z", yang seharusnya berjumlah dua huruf.

Jembatan dengan panjang 4.176 meter, memiliki menara setinggi 211 meter dan berat lebih dari 24.500 ton itu dianggap sebagai sebuah mahakarya.

Kini, setelah lebih dari lima dekade, Pemerintah New York memutuskan untuk memperbaiki kesalahan dalam penulisan nama jembatan tersebut.

"Jembatan Verrazzano ini adalah jalur transportasi yang vital bagi jutaan penduduk Staten Island dan Brooklyn," kata Gubernur New York, Andrew Cuomo, Senin (1/10/2018).

"Kami memperbaiki kesalahan ejaan yang telah berlangsung selama beberapa dekade untuk menghormati warisan sang penjelajah maupun peninggalan New York," tambahnya, dilansir dari Sky News.

Otoritas Transportasi Metropolis (MTA) mengatakan, proses penggantian 96 papan penanda yang memuat nama jembatan itu akan menghabiskan anggaran hingga 250.000 dolar AS atau sekitar Rp 3,7 miliar.

Namun para politisi menegaskan tidak akan ada tambahan biaya yang dibebankan kepada para pembayar pajak dan pemasangan papan penanda baru akan dilakukan pada waktu dan cara yang dianggap tepat.

Salah seorang anggota dewan dari Partai Republik, Nicole Malliotakis, awalnya menentang perubahan tersebut yang hanya akan menghabiskan dana miliaran.

Namun dia akhirnya mendukung perubahan tersebut setelah dilakukan revisi dalam rencana pengendalian biaya.

"Perubahan ini akan menjadi hal yang penting bagi warga Italia-Amerika," kata Malliotakis.