Salin Artikel

Dokter Ini Gunakan Onderdil Mobil untuk Operasi di Sudan Selatan

Dr Evan Atar Adahar merupakan kepala fasilitas medis di Bunj, yang dilanda berbagai kekurangan namun harus terus memberikan pelayanan semaksimal mungkin.

Daily Mirror mewartakan Minggu (30/9/2018), Atar bercerita rumah sakitnya tak punya mesin sinar-X maupun generator sering mati.

Meski begitu, dia dan stafnya masih mampu melaksanakan 50 tindakan operasi per pekan, dan menjadi harapan terakhir 200.000 masyarakat di kawasan tersebut.

Atar berkata, untuk menyelamatkan banyak nyawa dia harus melakukan serangkaian aksi kreatif. "Bahkan ketika ada bagian yang hilang, Anda harus menyelesaikan operasi itu," tutur dia.

Dokter berusia 52 tahun itu mengaku harus menggunakan kail ikan sebagai jarum untuk menjahit luka operasi pasien.

Kemudian dia menggunakan sejumlah onderdil di mobil sebagai pelat untuk menyambung tulang, maupun memperbaiki tabung selama operasi.

"Kami juga terpaksa memberi ketamine kepada calon pasien karena kami tak punya obat bius. Kami tak boleh menyerah atas kurangnya peralatan," tegas Atar.

Belum lagi ancaman kelompok milisi yang menculik serta membunuh dokter maupun perawat yang bertugas di salah satu negara termuda dunia itu.

Sepanjang lima tahun terakhir, dilaporkan lebih dari 100 pekerja kemanusiaan terbunuh di Sudan Selatan. Musim panas lalu, Atar bercerita ada kelompok yang nyaris menyerang rumah sakitnya.

Juli lalu, kata Atar, terdapat kerusuhan karena sekelompok pemuda menuduh dinas setempat tak mempekerjakan mereka di rumah sakit.

Dengan membawa senjata, mereka menuju rumah sakit dan membuat Atar harus membujuk mereka untuk mengurungkan niatnya.

"Saya memberitahu mereka jika menyerang rumah sakit, siapa yang bakal merawat mereka. Karena itu, kami di sini untuk membantu," kenang dia.

Salah satu pemimpin kelompok tersebut mengumumkan mereka tak bakal menyerang rumah sakit tersebut. Ancaman itu tak menggoyahkan niatnya untuk terus bertahan di Bunj.

"Anda harus menerima untuk hidup di situasi yang berbahaya. Tidak semua bisa menerima kondisi demikian," beber Atar.

Atar bertugas di Bunj sejak 22 November 2011. Sebelumnya, dia mengabdi di Kurmuk, Negara Bagian Blue Nile, selama 14 tahun.

Dia terpaksa pindah karena ketegangan mulai tinggi menyusul kekerasan dan aksi pengeboman yang dilakukan pemberontak dan pasukan pemerintah Khartoum.

Sampai di Bunj, tantangan langsung menghampiri ketika dia harus segera mengoperasi seorang pria yang menderita luka tembak.

Dia terpaksa menggunakan ruangan farmasi sebagai kamar bedah untuk mengeluarkan peluru dari tubuh pria itu. Dia selamat dan dipekerjakan sebagai staf rumah sakit.

Pengabdiannya yang luar biasa membuatnya jarang bertemu dengan istri dan keempat anaknya yang saat ini tinggal di Nairobi, Kenya.

Dia mengaku hanya pulang tiga kali dalam setahun. Namun, keluarganya sangat mendukung kiprahnya untuk menyelamatkan nyawa manusia setelah dia mengundangnya secara langsung.

"Saya ingin mereka melihat apa yang saya kerjakan. Ketika istri saya memperhatikan, dia langsung berucap apa yang saya lakukan pantas diperjuangkan," kenang dia.

Kisah Atar membuatnya mendapat Penghargaan Nansen dari Badan PBB untuk Pengungsi, yang dijadwalkan bakal diberikan Senin (1/10/2018).

Komisioner badan itu, Filippo Grandi, menyatakan Atar telah menampilkan aksi kemanusiaan yang besar dengan melayani di Sudan Selatan.

"Dengan usaha tak kenal lelah dr Atar, dia menyelamatkan ribuan nyawa. Setiap pria hingga anak-anak punya kesempatan baru membangun masa depan mereka," puji Grandi.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/01/13450911/dokter-ini-gunakan-onderdil-mobil-untuk-operasi-di-sudan-selatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke