Salin Artikel

Mahathir Mohamad: Malaysia Tak Bisa Menerima Kultur LGBT

Pernyataan itu diungkapkan setelah dia memimpin Komite Kabinet Anti-korupsi keempat Jumat (21/9/2018), dilaporkan oleh The Star.

PM berusia 93 itu menuturkan, dia telah menerima dan menghormati rekomendasi dari Komisi Hak Asasi Malaysia (Suhakam). Namun, tak semua rekomendasi itu bakal dijalankan.

Di antaranya adalah LGBT serta pernikahan sesama jenis. Mahathir berujar, Malaysia berbeda dengan negara Barat yang lebih bebas.

"Ada beberapa konsep yang tidak bisa diterima di sini meski hal itu dikategorikan HAM di Barat seperti LGBT dan pernikahan sejenis. Prinsip kami akan keluarga tetaplah sama," paparnya.

PM tertua dunia itu menjelaskan, konsep keluarga yang tetap dianut adalah sepasang pria dan perempuan yang telah menikah dan anak mereka, baik kandung maupun adopsi.

"Namun dua pria maupun dua perempuan yang bersama tentu tak bisa digolongkan sebagai sebuah keluarga," tutur PM yang pernah berkuasa di peridoe 1981-2003 itu.

Juli lalu, Suhakam mengeluarkan rekomendasi bahwa pemerintah harus berpihak kepada semua warga tanpa adanya diskriminasi dan menjunjung prinsip kesetaraan.

New Straits Times mewartakan, imbauan itu termasuk komunitas LGBT yang juga berhak mendapat pelayanan di bidang pendidikan, kepegawaian, maupun kesehatan.

Channel News Asia melaporkan, aktivis LGBT menyuarakan kekhawatiran bahwa mereka mendapat perlakuan tak menyenangkan baik dari masyarakat maupun pemerintah.

Awal September ini, dua perempuan mendapat hukuman cambuk di Pengadilan Syariah Terengganu karena mereka diyakini sebagai lesbian.

Mahathir mengecamnya melalui tayangan video dengan berkata hukuman tersebut tidak menunjukkan nilai keadilan dan kasih sayang dalam Islam.

Agustus lalu, sebuah bar gay di Kuala Lumpur diserbu polisi dan sebuah organisasi massa (ormas). Sementara di Seremban, seorang transgender disiksa sekelompok orang.

https://internasional.kompas.com/read/2018/09/21/17094961/mahathir-mohamad-malaysia-tak-bisa-menerima-kultur-lgbt

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke