Salin Artikel

Stasiun Luar Angkasa Tiangong-1 Jatuh di Pasifik Selatan

Para peneliti telah pergerakan memantau Tiangong-1 yang beratnya mencapai 8.500 kilogram itu selama berbulan-bulan. Mereka menemukan gravitasi bumi telah menariknya ke posisi yang lebih rendah dari orbitnya.

Analisis dari Pusat Kendali Kedirgantaraan Beijing dan organisasi terkait lainnya menyebutkan, sebagian besar dari badan Tiangong-1 terbakar di atmosfer.

AFP melaporkan, belum ada konfirmasi terkait lokasi rinci dari sisa-sisa puing Tiangong-1 yang jatuh di Pasifik Selatan.

Sebelumnya, pejabat ruang angkasa setempat menyatakan, Tiangong-1 akan jatuh bak hujan meteor di langit. Namun, lokasinya yang terpencil membuat sampah luar angkasa itu jauh dari sorotan.

Jonathan McDowell, astronom dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian mengatakan, ruangan yang besar di atas Pyongyang dan Kyoto di Jepang pada siang hari telah mengurangi kemungkinan melihat stasiun itu sebelum jatuh ke Pasifik.

"Hal baiknya adalah stasiun itu tidak menyebabkan kerusakan ketika turun dan itulah yang kita sukai," katanya.

Tiangong-1 diluncurkan pada 29 September 2011 dan masa aktifnya berakhir pada Maret 2016. Tiangong memiliki arti istana surga dalam bahasa China.

Stasiun luar angkasa ini merupakan proyek ambisius dari pemerintah China untuk menempatkan stasiun yang permanen pada awal 2020.

Dengan panjang 10 meter atau seukuran bus sekolah, proyek Tiangong-1 menghabiskan biaya ratusan juta yen.

Sebelumnya, stasiun luar angkasa itu diprediksi akan jatuh antara 31 Maret hingga 4 April 2018.

https://internasional.kompas.com/read/2018/04/02/10431751/stasiun-luar-angkasa-tiangong-1-jatuh-di-pasifik-selatan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke