Salin Artikel

Bukan Sanksi yang Bikin Korea Utara Ingin Berdamai dengan AS

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dijadwalkan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump pada Mei mendatang, setelah menyambut kedatangan delegasi Korea Selatan di Pyongyang beberapa waktu lalu.

Kantor Berita Korea Utara (KCNA) menyatakan, inisiatif perdamaian yang ditawarkan bukanlah karena tekanan sanksi internasional selama ini, melainkan "kepercayaan diri".

"Penawaran pembicaraan damai dari Korea Utara merupakan ekspresi kepercayaan diri yang diperoleh dari semua yang diinginkan," tulis KCNA, Selasa (21/3/2018).

Pernyataan melalui KCNA tersebut merupakan respons pertama Korea Utara sejak Trump menerima undangan Kim untuk bertatap muka, sekaligus menjawab pertanyaan mengenai ketulusan Korea Utara yang menawarkan perdamaian.

Pertemuan puncak dua Korea dijadwalkan pada akhir April 2018. Pihak Korea Selatan telah mengajukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Korea Utara pekan depan untuk membahas rincian pertemuan puncak dan agendanya.

Sementara, detail lokasi pertemuan Trump dan Kim belum jelas. Namun, jika keduanya benar-benar duduk bersama, maka pertemuan itu akan menjadi yang pertama kalinya antara pemimpin Korea Utara dan presiden AS.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, yang dijadwalkan bertemu dengan Kim pada bulan ini, mengatakan pertemuan ketiga negara seharusnya bisa berhasil.

"Pertemuan Korea Utara-AS akan menjadi momen bersejarah tersendiri," katanya.

Hubungan dua Korea mulai mencair pada penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin 2018 pada Februari lalu. Korea Selatan dan Korea Utara berada gunakan bendera persatuan di pawai Olimpiade.

https://internasional.kompas.com/read/2018/03/21/14074641/bukan-sanksi-yang-bikin-korea-utara-ingin-berdamai-dengan-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke