Aung Zaw Win, seorang taipan properti dan mantan anggota parlemen Partai Uni Solidaritas dan Pengembangan, ditangkap di bandara internasional Yangon pada Rabu pekan lalu.
The Guardian pada Minggu (4/3/2018) melaporkan, dia ditangkap ketika hendak berangkat untuk perjalanan bisnis ke Bangkok, Thailand.
Aung Zaw Win kini berada dalam tahanan kantor polisi Mingaladon, dekat bandara Yangon. Kendati sudah ditahan selama lima hari, namun dia dilaporkan belum juga diinterogasi.
Aktivis Rohingya Nay San Lwin mengatakan, pemerintah dan militer Myanmar telah mengirimkan sinyal ancaman kepada semua warga Rohingya yang tinggal dan bekerja di Yangon.
"Mereka ingin menghancurkan seluruh komunitas Rohingya, tidak hanya di Rakhine saja," katanya.
Aung Zaw Win merupakan salah satu pengusaha Rohingya yang paling menonjol di Myanmar. Dia memiliki kerajaan properti yang luas, termasuk hotel di Yangon dan Naypyidaw, serta banyak perusahaan konstruksi.
Dia juga anggota parlemen untuk Maungdaw di Rakhine hingga 2015.
Penangkapan Aung Zaw Win mengejutkan banyak orang, sebab dia dikenal mempunyai hubungan dekat dengan militer.
Keterlibatannya dalam dunia politik terutama untuk tujuan bisnis. Dia selalu menghindari pernyataan politis mengenai nasib warga etnis Rohingya lainnya di Myanmar.
Saat menjabat sebagai anggota parlemen, dia menjadi salah satu dari mereka yang menekan komunitas Rohingya untuk menerima identitas Bengali.
Identitas Bengali merupakan gagasan yang menyatakan etnis Rohingya bukan penduduk asli Myanmar, melainkan imigran dari Bangladesh.
https://internasional.kompas.com/read/2018/03/05/08242461/myanmar-tangkap-mantan-anggota-parlemen-etnis-rohingya