Salin Artikel

Hari Ini dalam Sejarah: Ratu Skotlandia Mary I Dipenggal

Siapakah sang ratu Skotlandia yang bertahta pada 14 Desember 1542 hingga 24 Juli 1567 itu?

Mary atau dikenal juga dengan nama Mary Stuart lahir di Istana Linlithgow, Skotlandia pada 7 atau 8 Desember 1542. Dia adalah putri dari Raja James V dan istri keduanya Maru of Guise yang berasal dari Perancis.

Mary diyakini lahir prematur dan merupakan satu-satunya anak sah sekaligus pewaris tahta Skotlandia yang masih hidup.

Mary masih merupakan "cucu" Raja Inggris saat itu Henry VIII karena nenek Mary, Margaret Tudor adalah kakak perempuan Henry VIII.

Pada 14 Desember 1542 atau enam hari setelah dilahirkan Mary menjadi Ratu Skotlandia menggantikan ayahny yang meninggal dunia. Dia kemudian bergelar Mary I.

Sang ayah meninggal dunia kemungkinan disebabkan karena depresi usai mengalami kekalahan dalam pertempuran Solway Moss.

Dugaan lain mengenai penyebab kematin James V adalah akibat air yang dia minum selama memimpin pertempuran telah terkontaminasi.

Karena Mary masih bayi saat mewarisi tahta maka untuk sementara Skotlandia diperintah para bangsawan setingkat bupati hingga Mary memasuki usia dewasa.

Mary kemudian dikirim ibunya ke Perancis untuk dibesarkan di negeri itu. Pada 1558, Mary menikahi seorang bangsawan Perancis bernama Francis.

Setahun kemudian, Francis menduduki tahta Perancis dengan gelar Raja Francis I dan seketika Mary menjadi Ratu Perancis.

Saat suaminya meninggal dunia pada 1560, Mary memutuskan kembali ke Skotlandia dan tiba di kota Leith pda 19 Agustus 1561.

Empat tahun kemudian dia menikahi sepupunya, Henry Stuart yang bergelar Lord Darnley yang amat ambisius.

Pernikahan Mary dan Lord Darnley tak bahagia dan pada Februari 1567, kediaman pasangan ini di dekat kota Edinburgh hancur akibat ledakan dan Lord Darnley ditemukan tewas dibunuh di taman.

Namun, pada Mei 1567, atau tiga bulan setelah Lord Darnley terbunuh, Mary menikah dengan James Hepburn atau Earl of Bothwell yang banyak didga sebagai pembunuh Darnley.

Selama bertahun-tahun, Bothwell menjadi pasangan setia Mary dan disebut banyak memberikan pengaruh kepada perempuan tersebut.

Pernikahan Mary dan Bothwell yang berlangsung tiga bulan setelah kematian Darnley membuat para bangsawan Skotlandia menentang Mary.

Ujung dari "pemberontakan" para bangsawan ini adalah kaburnya Bothwell sebelum ditangkap dan dipenjarakan hingga meninggal dunia.

Sementara, Mary, si Ratu Skotlandia, ditangkap dan dipenjarakan di Kastl Lochleven.

Pada Juli 1567, Mary dipaksa menyerahkan mahkotanya demi keselamatan putranya yang masih bayi.

Setahun kemudian, Mary berhasil lolos dari Kastil Lochleven dan segera membentuk pasukan. Sayangnya perlawanan Mary tak berlangsung lama dan pasukannya segera dikalahkan.

Dia kemudian kabur ke Inggris untuk meminta perlindungan Rtua Elizabeth I, yang merupakan saudara sepupunya.

Namun, Elizabeth tidak memberikan perlindungan. Dia malah menangkap dan memenjarakan Mary hingga 18 tahun kemudian.

Fakta bahwa Mary adalah "cucu sepupu" Raja Henry II dan memeluk agama Katolik, para bangsawan Katolik di Inggris berencana untuk membunuh Elizabeth dan mendudukkan Mary di singgasana Inggris.

Di tengah proses itu, Mary sempat melakukan korespondensi dengan Anthony Babington, salah seorang perencana makar.

Celaka, mata-mata Ratu Elizabeth menemukan surat-surat Mary itu pada 1586. Alhasil Mary diseret ke pengadilan dan dinyatakan terbukti melakukan pengkhianatan.

Pada 7 Februari 1587 malam, Mary mendapat kabar dia akan menjalani eksekusi hukuman mati pada 8 Februari pagi.

Dia kemudian menghabiskan jam-jam terakhirnya untuk berdoa, membagikan benda-benda miliknya untuk para pembantu, serta menulis surat dan wasiatnya bagi Raja Perancis.

Sementara di ruang utama Kastil Fotheringhay panggung eksuksi sudah disiapkan. Di atas panggung disediakan tiga buah bangku. Juga disediakan bantal untuk tempat Mary berlutut.

Satu bangku untuk Mary, dua lainnya bagi Earl of Shrewsbury dan Kent yang akan menjadi saksi eksekusi mati tersebut.

"Dari lubuk hati terdalam, saya memaafkanmu. Sekarang, saya harap, kau akan mengakhiri semua masalah saya," ujar Mary.

Kemudian dua pembantu Mary, Jane Kennedy dan Elizabeth Curle serta kedua algojo membantu Mary melepaskan mantelnya.

Mary kemudian hanya mengenakan rok beludru berwarna merah marun, sebuah perlambang martir dalam tradisi Gereja Katolik.

Kemudian Jane Kennedy menutup mata Mary dengan kain putih yang dihiasi rajutan benang emas.

Dia kemudian berlutut di atas bantal yang sudah disediakan dan menempatkan kepalanya di balok kayu lalu merentangkan kedua lengannya.

"In manus tuas, Domine, commendo spiritum teum (Ke dalam tanganmu, Tuhan, kuserahkan jiwaku)," kata Mary beberapa saat sebelum dipenggal.

Algojo membutuhkan dua kali tebasan kapak sebelum dia memegang kepala Mary sambil berkata: "Tuhan menyelamatkan Ratu!"

Disebut seekor anjing kecil milik Mary, bersembunyi di dalam rok sang ratu dan tak terlihat mereka yang menyaksikan eksekusi itu.

Setelah majikannya meninggal dunia, anjing itu tak mau dipisahkan dari jenazah Mary sebelum akhirnya diangkat dan dibersihkan.

Sebelum dieksekusi, Mary meminta agar jenazahnya dimakamkan di Perancis tetapi permintaan itu ditolak Ratu Elizabeth.

Jenazah Mary kemudian dibalsem dan dimasukkan ke dalam sebuah peti hingga dimakamkan pada akhir Juli 1587 dengan menggunakan tata cara Protestan di Katedral Peterborough.

Pada 1612, makamnya dibongkar saat puutranya Raja James VI menduduki tahta Inggris dan memerintahka tulang belulang ibunya dipindahkan ke Westminster Abbey tepat di seberang pusara Ratu Elizabeth I.


https://internasional.kompas.com/read/2018/02/08/16113581/hari-ini-dalam-sejarah-ratu-skotlandia-mary-i-dipenggal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke