Israel Kekurangan Pilot Perempuan

Kepala Direktorat Personel, Brigjen Nathan Israeli berkata, pesawat tidak peduli jika yang menerbangkan laki-laki atau perempuan.

"Angkatan udara butuh terbaik dari yang terbaik. Saat ini, kami tidak mempunyai pilot perempuan yang cukup," kata Israeli dilansir dari The Jerusalem Post Rabu (20/12/2017).

Sejak imigran Afrika Selatan bernama Alice Miller menang gugatan hukum yang memperbolehkan AU Israel menerima pilot perempuan 1995, tercatat hanya 48 orang yang menuntaskan kursus terbang.

Jumlah itu bakal bertambah setelah seorang pilot perempuan dilaporkan bakal lulus kursus terbang pekan depan.

IAF sangat ketat dalam menerapkan seleksi para calon pilotnya.

Dari 600 kadet yang lolos seleksi awal, sekitar dua per tiga bakal gugur dalam setahun pertama dari tiga tahun masa pendidikan.

Tinggal enam persen, atau sekitar 40 orang saja yang dinyatakan lulus.

Komandan sekolah penerbangan IAF, Kolonel Omer, untuk menjadi seorang pilot berkualitas tidak hanya dibutuhkan pandangan yang bagus dan kemampuan menganalisa ketika berada di udara.

"Pilot IAF dituntut untuk tidak menyerah, dan memberikan yang terbaik," tegas Omer.

Begitu sedikitnya jumlah pilot perempuan membuat IAF melakukan berbagai cara.

Selain mempermudah syarat masuk sekolah penerbangan, IAF menyediakan posisi tinggi di unit-unit operasional maupun teknologi bagi mereka yang tidak lulus sekolah.

Untuk semakin membangkitkan minat, angkatan udara juga mempromosikan pilot reguler sebagai komandan.

Seperti yang dialami kapten penerbang dengan inisial Y, yang saat ini menjabat sebagai wakil komandan di Skuadron Tombak.

Sebagai navigator F-15, Y bakal bertugas di Pangkalan Tel Nof di Israel pusat.