Salin Artikel

Turki Ancam Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Di hadapan anggota Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) Selasa (5/12/2017), Presiden Recep Tayyip Erdogan mengancam bakal memutus hubungan diplomatik dengan Israel.

Ancaman itu bakal dilakukan jika Washington benar-benar mengakui Yerusalem milik Israel.

Langkah itu, lanjut Erdogan, bakal menghancurkan kesepakatan internasional. "Anda tidak bisa melakukan hal semacam itu. Yerusalem juga merupakan milik umat agama lain," ujar Erdogan seperti dikutip Arab News Rabu (6/12/2017).

Erdogan melanjutkan bakal menggelar pertemuan darurat Forum Kerja Sama Negara Islam (OIC) jika Trump sudah pasti menyatakan pengakuannya kepada Israel.

Sebelumnya Senin (4/12/2017), Wakil Perdana Menteri Turki, Bekir Bozdag berkata, pengakuan Yerusalem adalah ibu kota Israel bakal memicu konflik di Timur Tengah.

"Status Yerusalem dan Situs Suci yang ada di dalamnya sudah dijamin oleh hukum internasional," papar Bozdag.

Bozdag melanjutkan, baik Turki maupun Israel seharusnya bisa melihat fakta ini demi menjaga perdamaian di kawasan tersebut.

Sejumlah pengamat menjelaskan, ancaman Turki ini berpotensi merusak proses normalisasi hubungan yang tengah dibangun Turki dan Israel pasca-insiden Gaza Flotilla.

Gaza Flotilla adalah penyerbuan angkatan laut Israel terhadap enam kapal dari organisasi kemanusiaan khusus Jalur Gaza di Laut Mediterania, 31 Mei 2010.

Akibat serangan itu, 10 aktivis berkebangsaan Turki terbunuh.

Pengamat yang berbasis di Istanbul, Selin Nasi, berujar Turki selama ini konsisten menjadi oposisi utama tindakan Israel yang melakukan pendudukan di Yerusalem.

Pada 1980, ketika Dewan Israel (Knesset) merilis Hukum Dasar yang memuat deklarasi Yerusalem sebagai ibu kota Israel, Turki langsung menurunkan hubungan diplomatik hingga level Second Secretary.

"Usaha pendudukan Yerusalem tidak hanya berpotensi memprovokasi negara Arab, namun juga menurunkan usaha normalisasi hubungan Israel-Turki," kata Nasi.

Ancaman Erdogan ini ditanggapi dingin oleh seorang pejabat Israel.

Harian Haaretz mengutip pernyataan pejabat itu bahwa "Yerusalem adalah ibu kota Kerajaan Yehuda selama 3.000 tahun, dan ibu kota Israel selama 70 tahun. Meski Erdogan mengakuinya atau tidak:.

"Kami tidak menerima perintah, atau menanggapi ancaman dari presiden Turki," ujar Menteri Intelijen dan Transportasi Israel, Yisrael Katz.

https://internasional.kompas.com/read/2017/12/06/14452491/turki-ancam-putus-hubungan-diplomatik-dengan-israel

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke