Salin Artikel

Calon Presiden Baru Zimbabwe Ternyata Gemar Mengenakan Batik

Sebelumnya, pemimpin Afrika yang dikenal sering mengenakan batik adalah tokoh besar Afrika Selatan, mendiang Nelson Mandela.

Salah satu acara terbaru yang dihadiri Emmerson Mnangagwa dengan memakai batik Indonesia adalah peresmian Pekan Turisme Internasional Zimbabwe di Harare pada awal September tahun 2017.

"Beliau yang membuka dan beliau saat itu mengenakan batik kita (Indonesia). Kami sebagai perwakilan kedutaan diundang, kami hadir dan kami melihat beliau memakai batik ketika memberi sambutan," kata Kepala Fungsi Ekonomi KBRI di Harare, Partogi Samosir, Kamis (23/11/2017).

Emmerson Mnangagwa diberhentikan sebagai wakil presiden oleh Presiden Robert Mugabe pada awal November yang memicu militer untuk mengambil alih kendali Zimbabwe.

Mnangagwa adalah sosok yang dijagokan militer untuk menggantikan Mugabe.

Setelah dipecat Mugabe, dia mengaku keselamatan jiwanya terancam sehingga sempat melarikan diri ke Afrika Selatan dan baru kembali setelah Robert Mugabe menyatakan mundur Selasa (21/11/2017).

Pemberhentian Emmerson Mnangagwa diduga ditempuh demi membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace untuk menggantikan sang suami.

Semula menolak tuntutan lengser, Mugabe akhirnya mengundurkan ketika parlemen memulai proses pemakzulan setelah berkuasa selama 37 tahun.

Sebelum dilantik sebagai presiden Jumat (24/11/2017), situs berita Zimbabwe, NewsDay, melaporkan kembalinya Mnangagwa dari Afrika Selatan.

Dalam foto yang ditampilkan saat itu, Mnangagwa kembali terlihat mengenakan kemeja batik.

Namun, orang nomor satu di Zimbabwe itu bukanlah pejabat satu-satunya yang biasa mengenakan batik Indonesia.

Partogi Samosir menyebut, sebagian besar menteri kabinet pemerintahan Presiden Robert Mugabe biasa mengenakan batik Indonesia.

Antara lain adalah Menteri Luar Negeri Simbarashe Mumbengegwi, dan Menteri Perdagangan Mike Bimha.

"Bulan lalu kami bertemu dengan menteri pertahanan dan beliau juga memakai baju batik," tambahnya.

Dipopulerkan mendiang mantan Presiden Afrika SelatanNelson Mandela, kemeja batik yang biasa disebut 'the presidential shirt', belakangan semakin digandrungi di Afrika, khususnya di belahan selatan, termasuk Zimbabwe.

Menurut Partogi Samosir, hal tersebut dapat dipahami karena secara kultural ada kemiripan selera antara orang Indonesia dan orang Afrika.

"Orang-orang di sini senang sekali mengenakan baju-baju yang bercorak warna-warni. Lalu mereka temukan bahwa itu disimboliskan melalui batik. Makanya batik di sini laku dan mempunyai banyak penggemar."

Pernyataan tersebut dikuatkan seorang pedagang batik Zimbabwe, Rose Vambe, yang mengaku membeli batik langsung dari para distributor dan sentra penjualan batik seperti di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Kemeja batik Indonesia di sini begitu populernya sehingga sekarang dipakai orang-orang besar. Mereka yang mengenakan batik adalah kalangan VIP, duta besar, manajer, menteri sampai pada tingkat presiden," tutur Vambe dalam wawancara melalui telepon.

"Di sini kemeja batik disebut sebagai kemeja kepresidenan," tambah Vambe.

Rose Vambe berkenalan dengan batik Indonesia ketika menekuni bisnis penjualan barang-barang etnik Afrika di Zimbabwe.

Ia mengaku beruntung ketika kemudian diundang ke Indonesia pada 2011 sebagai salah satu wakil dari usaha kecil dan menengah (UKM) Zimbabwe untuk melihat langsung pembuatan batik di Indonesia dan sejak itu ia telah mengimpor batik secara rutin.

"Saya biasanya mengimpor 200 kemeja batik setiap bulan, terdiri dari tiga jenis; kemeja batik cap dari bahan katun, dari bahan nilon, dan kemeja batik dari bahan sutra," kata Vambe.

Yang paling populer, lanjutnya, adalah kemeja batik berbahan katun karena cocok dengan suhu di Zimbabwe yang cenderung panas.

"Kenapa orang Afrika begitu mencintai batik? Karena kombinasi warna yang mirip dengan corak yang dibuat di sini.

"Dan orang-orang penting tidak suka mengenakan warna yang sangat mencolok tapi kombinasi yang halus. Jadi batik Indonesia merupakan kombinasi yang terbaik yang disukai oleh orang-orang penting."

Ia mengaku mendapatkan keuntungan besar dari penjualan batik Indonesia, meskipun barang dagangannya masih dikirim melalui angkutan pesawat terbang.

"Untuk kemeja batik sutra, ada dua tipe. Tipe pertama saya jual 150 dolar AS dan tipe kedua 250 dolar AS. Saya beli di Indonesia dengan harga antara 25-50 dolar AS per kemeja," paparnya.

Vambe menambahkan, begitu populernya batik di Zimbabwe membuatnya kewalahan memenuhi permintaan.

Meskipun sekitar 80 persen rakyat Zimbabwe hidup dalam kemiskinan, pangsa pasar kemeja batik adalah orang-orang kaya.

Sehingga, dia memperkirakan permintaan akan meningkat lagi setelah Emmerson Mnangagwa menjabat sebagai presiden.

"Sebagian besar acara yang ia hadiri sebelumnya, ketika tidak mengenakan stelan jas maka ia mengenakan kemeja batik. Ia memakai tipe sutra dan katun."

Menurut Vambe, istri Presiden Mnangagwa adalah pelanggan setianya yang membeli kemeja batik baik di tokonya maupun di pameran-pameran.

Partogi Samosir dari KBRI di Harare juga memperkirakan naiknya Emmerson Mnangagwa sebagai presiden akan mendongkrak pamor batik Indonesia di Zimbabwe.

"Kami melihat alangkah baiknya kalau ada pengusaha batik yang mengirimkan langsung ke sini daripada menunggu orang Zimbabwe datang ke Indonesia untuk membeli."

"Tapi memang ada masalah mata uang yang dialami Zimbabwe yang menyebabkan pengusaha kita belum berani untuk langsung berjualan ke sini."

Pihak KBRI, lanjutnya, terus mempromosikan batik di negara yang berpenduduk sekitar 16 juta jiwa itu.

"Setiap kami memberikan suvenir itu selalu batik, terutama baju batik, tapi sering juga taplak meja batik, hiasan peta Indonesia yang dibuat di batik. Mereka senang sekali," ujarnya.

Sejauh ini, yang sudah populer adalah kemeja batik yang sudah siap pakai. Adapun untuk perempuan, menurut Rose Vambe, mereka menyukai bahan kain, bukan baju yang sudah siap pakai.

Alasannya, kata Vambe, ukuran tubuh perempuan Afrika rata-rata lebih besar dibandingkan ukuran baju batik yang lazim tersedia di pasar Indonesia.

Lagi pula, potongan busana mereka juga berbeda sehingga masuk akal jika mereka membeli kain batik untuk dijahit menjadi pakaian khas perempuan Afrika.

https://internasional.kompas.com/read/2017/11/24/13535401/calon-presiden-baru-zimbabwe-ternyata-gemar-mengenakan-batik

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke