Salin Artikel

Puma Diprotes Balai Konservasi India karena Dianggap Merusak Cagar Budaya

Pekan lalu (8/11/2017), Puma merilis sebuah video berjudul "Suede Gully" sebagai kampanye promosi sneaker andalan mereka, Suede.

Video berdurasi tiga menit itu menampilkan mural warna-warni pada beberapa bangunan di kawasan Old Delhi.

Dalam situs resminya, Puma mengklaim video itu bertujuan "menangkap kerikil di jalanan India", dan mengkolaborasikan empat bahasa, delapan rapper, 36 penari, dan tujuh seniman jalanan.

Bahasa yang dipakai adalah Hindi, Tamil, Punjabi, dan Khasi.

Namun, Balai Konservasi Warisan Seni dan Kebudayaan Nasional India menuduh Puma sudah merusak peninggalan milik Shah Jahan.

Shah Jahan adalah raja yang memerintah Dinasti Mughal sejak 1628-1658 silam.

Namanya dikenal mendunia karena peninggalannya berupa Taj Mahal, sebuah makam bagi permaisuri tercintanya, Mumtaz Mahal, yang kemudian diakui sebagai warisan Unesco.

Swapna Liddle, salah satu anggota balai konservasi itu, menyatakan mural tersebut, terdapat kerusakan permanen di beberapa bagian.

Antara lain ukiran batu, plester batu gamping, dan batu bata Lahori.

"Ini adalah cagar budaya. Anda tidak bisa seenaknya mencoret dan kemudian pergi begitu saja," kecam Liddle seperti dilansir kantor berita AFP.

Liddle kemudian menyatakan secara tidak langsung bahwa Puma harus menanggung biaya perawatan yang besar agar kondisi cagar budaya itu bisa kembali seperti semula.

Juru bicara apparel itu, seperti diberitakan The Indian Express, mengaku Puma sudah mengantongi izin untuk menggambar di Old Delhi.

https://internasional.kompas.com/read/2017/11/14/18185271/puma-diprotes-balai-konservasi-india-karena-dianggap-merusak-cagar

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke