Salin Artikel

Eropa Diperkirakan Bakal Hadapi Lebih Banyak Serangan ISIS

Dengan serangan pasukan Kurdi pimpinan AS hampir menghabisi ISIS di Raqqa, ibu kota kelompok teror itu di Suriah, pertanyaan ini menjadi lebih penting.

Namun, para pejabat Perancis dan Belgia tidak percaya pembunuhan akan berhenti di Eropa, setidaknya dalam waktu yang dapat diperkirakan.

Kalangan analis mengatakan “khalifah” itu berguna untuk pemasaran ISIS dan menarik anggota asing, serta memungkinkan kelompok itu membedakan dirinya sendiri dari saingannya Al Qaeda, yang menentang pembentukan ISIS dan mengejek penunjukkan Abu Bakr al-Baghdadi sendiri sebagai “kalifah”.

Baca: Dalam Dua Minggu, ISIS Lakukan Empat Serangan di Eropa

Kini, satu-satunya cara bagi kelompok teror itu untuk tetap relevan dan berupaya untuk lebih cemerlang dari pesaing jihadisnya, Al Qaeda, adalah dengan menyerang Barat sesering mungkin, kata mereka.

Bulan lalu, pria yang diduga Baghdadi memecahkan rekor diamnya selama sebelas bulan dengan mengeluarkan sebuah rekaman suara yang menghina AS, mengajak para jihadis untuk bergerak melawan rejim Suriah dan bersikeras ISIS tetap ada meskipun kehilangan wilayahnya secara drastis.

Dia mendengungkan lagi pesan dari Kepala Propaganda ISIS terdahulu, Abu Mohammad al-Adnani, yang mengumumkan bahwa menguasai wilayah tidak sepenting semangat untuk melawan.

Tapi perhatian Baghdadi sebagian besar berpusat pada perayaan serangan-serangan terhadap Barat, katanya, “Amerika, Eropa dan Rusia kini hidup dalam teror.” 

Baca: ISIS Siapkan Operasi "Bergaya Pasukan Khusus" di Eropa

https://internasional.kompas.com/read/2017/10/11/07382171/eropa-diperkirakan-bakal-hadapi-lebih-banyak-serangan-isis

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke