Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahar Pernikahan Makin Mahal, Banyak Pria China Sulit Dapat Istri

Kompas.com - 24/02/2017, 16:22 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Biaya pernikahan yang mahal membuat banyak pria China, terutama di pedesaan, tak punya pilihan lain selain "menjomblo".

Dalam beberapa dekade terakhir, menikah bukan hal mudah di China, terutama bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan.

Beberapa puluh tahun lalu, untuk melamar seorang gadis keluarga seorang pria cukup membawa satu televisi berwarna, mesin cuci, dan lemari es sebagai mas kawin.

Namun sekarang, barang-barang elektronik itu tak cukup untuk dijadikan "tanda jadi" sebuah pernikahan.

Di provinsi Hebei, Shanxi, Mongolia Dalam, Xinjiang, dan Gansu biaya menikah jauh lebih tinggi. Calon mempelai pria harus menyediakan uang setidaknya 200.000 yuan atau hampir Rp 390 juta.

Menurut harian People's Daily dalam beberapa tahun terakhir biaya pernikahan di beberapa daerah di China meningkat hingga tiga kali lipat.

Bahkan di beberapa daerah, mas kawin yang harus diserahkan seorang pemuda berupa mobil, apartemen, dan perhiasan.

"Semakin miskin sebuah daerah maka biaya pernikahan semakin tinggi," demikian harian People's Daily.

Akibatnya semakin banyak pria, khususnya di daerah pedesaan, yang tak mampu berkompetisi dalam mendapatkan jodoh.

Salah satunya adalah seorang pria 24 tahun asal sebuah desa di provinsi Gansu, yang mengaku sudah mencoba mencari pasangan selama tujuh tahun.

Saat akhirnya dia menemukan gadis yang cocok, keluarga sang kekasih meminta uang sebesar 180.000 yuan atau hampir Rp 350 juta.

Sayangnya sang pemuda hanya memiliki uang sebesar 120.000 yuan atau Rp 230 juta maka rencana pernikahannya batal.

Berdasarkan data terbaru, saat ini jumlah pria di China lebih banyak 33,59 juta orang dibanding jumlah perempuan.

Kondisi ini kerap diarahkan kepada kebiasaan aborsi berdasarkan jenis kelamin akibat kebijakan satu anak yang diterapkan pemerintah China.

Kurangnya jumlah perempuan itu memicu tumbuhnya perdagangan manusia yaitu menculik perempuan dari negara tetangga, misalnya Vietnam, untuk dijual sebagai pengantin perempuan di pedesaan-pedesaan China.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com