Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Warga Ethiopia Kembali Alami Bencana Kekeringan

Kompas.com - 18/01/2017, 17:46 WIB

NAIROBI, KOMPAS.com - Jutaan warga Ethiopia terancam krisis kelaparan setelah bencana kekeringan kembali melanda negara kawasan sub-Sahara Afrika itu selama dua tahun berturut-turut.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkapkan hal itu pada  Selasa (17/1/2017), seperti dilaporkan Reuters pada Rabu (18/1/2017).

Dana bantuan sekitar 900 juta dollar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp 12 triliun telah diusulkan oleh PBB untuk mengatasi dampak bencana tersebut.

Kekeringan akibat fenomena cuaca El Nino tahun lalu menyebabkan separuh jumlah penduduk Ethiopia kelaparan.

Dana bantuan senilai 5,6 juta dollar telah digelontorkan sejak pertengahan 2016, kata PBB.

Namun, rendahnya curah hujan saat ini dapat mengancam kemampuan negara tersebut memberikan makan kepada penduduknya sendiri.

"Tahun lalu, kami berhasil menjalankan operasi penanggulangan kekeringan terbesar dalam sejarah," kata Mitiku Kassa, Ketua Komisi Manajemen Risiko dan Bencana Nasional Ethiopia.

"Saat ini kami membutuhkan mitra baru untuk menghadapi bencana kekeringan yang kembali datang," katanya seraya mengusulkan alokasi dana bantuan senilai 948 juta dollar.

Dana juga tengah digalang untuk Kenya dan Somalia, dua negara yang masih mengalami kekeringan.

Koordinator bidang kemanusiaan PBB di Somalia, Peter de Clercq, mengingatkan, Selasa (17/1/2017) bahwa "risiko dari kekeringan adalah bencana kelaparan".

Ia mengusulkan bantuan dana senilai 864 juta dollar untuk 3,9 juta penduduk Somalia yang terdampak.

Rendahnya curah hujan saat ini berdampak pada komunitas penggembala di Somalia bagian selatan, sementara tahun lalu, bencana kelaparan banyak dialami warga wilayah utara dan barat.

"Dampak kekeringan, khususnya terkait ketersediaan pangan tampaknya akan cukup parah terjadi pada awal 2017. Imbas itu ditunjukkan oleh anomali proses migrasi, tingkat kematian tinggi, dan kasus pertumbuhan tubuh yang tidak normal," kata Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO).

Kawasan Afrika selatan dan timur sempat mengalami bencana kekeringan parah akibat El Nino pada 2016.

Fenomena cuaca El Nino menyebabkan permukaan air laut di Samudera Pasifik kian hangat, gagal panen hingga membuat harga pangan tinggi dan mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com