Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senator yang Usulkan Pemakzulan Duterte Merasa Nyawanya Terancam

Kompas.com - 19/12/2016, 10:48 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Leila de Lima, Senator Filipina yang menyerukan pemakzulan Presiden Rodrigo Duterte mengaku khawatir dengan keselamatan jiwanya.

Kendati demikian, mantan menteri kehakiman ini mengaku tak akan mundur dan berdiam diri.

Dia kini mengambil langkah pengamanan tambahan, setelah mengkritik kebijakan Presiden Duterte dalam mengatasi kejahatan narkotika.

"Ada ancaman keamanan yang nyata atas saya, tapi sikap saya adalah 'jika sudah tiba waktumu, ya itulah waktumu," tegasnya dalam wawancara dengan BBC.

De Lima mengaku tidak bisa menjadi seorang pengecut dan akan tetap mengungkapkan yang ingin dilakukan atau disampaikan. Meski keselamatannya terancam.

Walau dikritik oleh pegiat hak asasi dan sejumlah negara Barat, Presiden Duterte tetap mempertahankan kebijakan tembak mati terhadap para tersangka pengedar narkotika.

Sejak Duterte berkuasa Juni 2016, diperkirakan sekitar 6.000 orang sudah dibunuh tanpa proses hukum, baik oleh aparat keamanan maupun milisi bersenjata.

Bahkan, pekan lalu Duterte mengaku pernah membunuh tiga penjahat langsung dengan tangannya sendiri.

Kala itu, Duterte masih menjabat sebagai Wali Kota Davao. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan kepada polisi bahwa mereka juga bisa melakukan hal yang sama.

Baca: Di Hadapan Para Pebisnis, Duterte Mengaku Pernah Membunuh Orang

Setelah pengakuan itu, de Lima menyerukan agar ditempuh proses pemakzulan atau penuntutan mundur atas Duterte.

"Hal itu tidak akan mencegah saya untuk mengatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang bisa dimakzulkan," tegas de Lima.

De Lima menambahkan, kebijakan tembak mati yang diterapkan Presiden Duterte bisa tergolong pembunuhan massal. Presiden seharusnya diminta bertanggung jawab.

Tidak banyak politisi di Filipina yang menentang kebijakan Presiden Duterte dalam 'perang melawan narkotika'. De Lima adalah salah seorang yang menyampaikan penentangan secara terbuka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com