Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelaku Serangan Pisau di Kereta Api Swiss Akhirnya Tewas

Kompas.com - 15/08/2016, 17:29 WIB

BERN, KOMPAS.com - Pria yang melakukan serangan pisau dan menyalakan api di sebuah kereta api Swiss pada Minggu (14/8/2016), akhirnya meninggal dunia karena luka-lukanya.

Selain pelaku, satu orang korban tewas dan tiga lainnya masih dalam kondisi kritis di rumah sakit. Demikian keterangan kepolisian, Senin (15/8/2016).

Perempuan berusia 34 tahun yang belum disebutkan identitasnya menjadi satu dari tujuh korban luka dalam serangan di atas kereta api yang menuju Salez, kanton St Gallen tak jauh dari perbatasan Liechtenstein.

Salah satu korban luka dalam serangan itu diyakini adalah seorang bocah perempuan berusia enam tahun.

Kepolisian St Gallen mengatakan, dua pria berusia 17 dan 50 tahun serta tiga perempuan berusia 17, 34, dan 43 menderita luka bakar atau luka tikam.

Polisi mengatakan, penyerang menyiramkan cairan yang mudah terbakar ke salah satu perempuan itu yang kemudian terbakar.

Belum diketahui apakah perempuan ini yang akhirnya meninggal dunia di rumah sakit.

Juru bicara kepolisian Hans-Peter Kruesi mengatakan, polisi belum bisa menanyai tersangka karena lukanya yang terlalu parah.

Namun, kata Kruesi, sejauh ini polisi belum menemukan adanya kaitan antara serangan itu dengan aksi terorisme.

"Sejauh ini tak ada indikasi kejahatan ini dilandasi latar politik atau terorisme," ujar Kruesi.

Polisi melanjutkan, lima orang penumpang terluka dan satu korban luka lainnya berada di peron yang menarik tubuh pelaku yang terbakar dari dalam kereta api.

Serangan di kereta api Swiss ini menunjukkan betapa sulitnya aparat keamanan Eropa mengamankan sistem transportasi benya itu, khususnya terhadap individu yang menggunakan senjata sangat sederhana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com