MELBOURNE, KOMPAS.com – Dengan berani, Hibah Wahid (7) mencoba melafalkan huruf a-ba-ta-tsa, susunan huruf hijaiah atau aksara dalam bahasa Arab ketika ditanyakan huruf apa yang diingatnya dari belajar bahasa Arab.
“A, ba, ta. Tsa, ha, kha,” ucap Hibah mengeja dengan intonasi khas.
Dia lalu mengulang mengeja ketika sadar melupakan huruf “jim” dan menyelesaikannya dengan penuh keyakinan. Hibah sedang belajar bahasa Arab.
Bagi anak-anak seperti Hibah, belajar bahasa Arab dibutuhkan sebagai dasar untuk membaca dan memahami Al Quran, kitab suci umat Muslim.
Hibah datang bersama orangtuanya ke Islamic Research and Educational Academy di Hoppers Crossing, sebuah daerah pinggiran dekat Melbourne, Victoria, Australia, pada akhir Mei 2016.
Di tempat ini, Hasan Alshaksir, seorang cendekiawan Muslim asal Victoria, baru saja berbicara di depan komunitas Muslim untuk memperkenalkan metode sederhana belajar bahasa Arab yang disusunnya.
Metode sederhana itu diberi nama Noon Arabic. Tak hanya untuk anak-anak, Hasan bahkan menjamin orang dewasa bisa segera memahami bahasa Arab dengan cepat ketika belajar dengan metode ini.
“Jika belajar serius, saya bisa ajar dasar-dasar aksara Arab hanya dalam 5 jam untuk dewasa dan 48 jam untuk anak-anak dari mulai tidak tahu sama sekali hingga bisa menulis dan mengucapkan huruf Arab,” ungkapnya.
Dia merumuskan cara yang mudah bagi setiap orang untuk belajar bahasa Arab lalu menuangkan gagasannya dalam paket buku berseri sejak tujuh tahun lalu. Paket buku yang terdiri dari empat buku ini, yaitu satu buku bacaan dan tiga buku praktik, diberi judul "Noon, Learn to Write Arabic".
Berangkat dari ilmu teknik
Hasan menuturkan bahwa metode ini dirumuskannya dengan mengerahkan pengetahuan dan wawasannya sebagai seorang insinyur teknik sipil, mulai dari cara sederhana untuk mengkonstruksikan bentuk huruf Arab hingga menuangkan cara membuat alat peraga yang tepat untuk menunjukkan penggabungan aksara atau bunyi.
“Contohnya, (ilmu teknik berguna) untuk mencari solusi dalam cara menuliskan huruf atau membentuk kata. Lalu bagaimana untuk membentuk huruf yang berbeda sesuai tempatnya, menemukan cara bagaimana mengenal huruf yang berbeda,” ungkapnya.
Hasan mengatakan, belajar bahasa Arab sangat menantang bagi umat Muslim yang mau membaca Al Quran. Para pemula, lanjutnya, biasanya bisa membaca huruf Arab yang berdiri sendiri, tetapi tidak bisa membacanya ketika aksara itu sudah digabungkan karena bentuk dan bunyinya bisa berbeda. Ilmu teknik sipil, lanjutnya, membantunya mengkonstruksikan cara yang sederhana tetapi tepat sasaran.
“Selain itu, ilmu engineering membantu saya menemukan cara agar murid bisa tetap fokus terhadap satu hal pada saat belajar, bagaimana mentransfer ilmu melalui gerakan mekanikal atau digital,” lanjutnya kemudian.
Buku bergambar dan alat peraga