Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI yang Terjebak di Bandara Ataturk Saat Insiden Kudeta Turki

Kompas.com - 16/07/2016, 19:06 WIB
Wahyu Adityo Prodjo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok militer Turki mengklaim telah menguasai Turki pada Sabtu (16/7/2016) malam dan langsung memicu bentrokan berdarah di Istanbul dan Ankara.

Suasana kedua kota tersebut mencekam pada malam itu. Fotografer AFP melaporkan telah menyaksikan tentara menembaki warga yang berkumpul di dekat salah satu jembatan Selat Bosphorus di Istanbul.

Sementara itu, kantor berita Anadolu mengabarkan, gedung parlemen Turki di Ankara diserang dengan menggunakan bom.

Suasana mencekam juga terasa di Bandara Ataturk, Turki, seperti yang diceritakan warga negara Indonesia, Muhammad Muslich, yang menjadi delegasi Republik Indonesia untuk acara 40th World Heritage Site di Istanbul, Turki, 10-20 Juli 2016.

(Baca juga: PM Turki: 2.893 Tentara Terlibat Upaya Kudeta Telah Ditangkap)

Pada Sabtu (17/7/2016), Muslich berada di Bandara Ataturk bersama Kepala Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Timbul Batubara.

"Saya dan Kepala Balai Besar dari Istanbul mau menuju Jakarta dengan pesawat Turkish Airline, Sabtu pukul 02.00 dini hari waktu Istanbul. Saya sedang di gate untuk penerbangan kembali ke Indonesia. Kami tidak tahu kondisi di luar karena gelap. Kami juga tidak perlu mencari tahu dengan melihat-lihat ke luar," kata Muslich kepada Kompas.com.

Menurut dia, paling tidak ada 4 kali gerakan panik dari penumpang akibat mendengar suara seperti bom dan deru pesawat tempur.

Ia juga mengatakan bahwa sempat ada semacam provokasi agar penumpang keluar dari ruang tunggu menuju ke landasan. Namun, provokasi itu tidak diikuti.

"Waktu itu pintu gate digedor-gedor agar dibuka. Istri saya segera isi pulsa dengan cukup dari Indonesia agar bisa terhubung dengan internet, komunikasi via WA bisa sangat bermanfaat untuk mengetahui kondisi rekan lainnya," tutur dia.

Ketika itu, penumpang tiarap, berlarian, dan mengambil posisi berlindung di bawah kursi. Tak sedikit pula penumpang yang bersembunyi di toilet. 

"Setelah situasi aman, saya ditelepon pihak KJRI untuk identifikasi seberapa banyak WNI di gate keberangkatan ke Jakarta, termasuk untuk usaha penyediaan makanan oleh KJRI bagi WNI. Laporan KJRI menyatakan banyak jalan diblokade dan kendaraan jenis truk dilarang beroperasi," sambung Muslich.

"Kondisi bandara, seperti yang di layar, masih banyak yang delay dan canceled. Malah tujuan Jakarta belum muncul di layar. Posisi saat ini di bandara pukul 07.10. Matahari sudah terang. Saya tetap duduk mengamati situasi dan layar pengumuman penerbangan yang semakin banyak delayed," kata dia lagi. 

(Baca juga: Ketua Komisi I DPR: Indonesia Berharap Kudeta di Turki Gagal)

Adapun Forum 40th World Heritage Site diselenggarakan di Istanbul, Turki, tanggal 10-20 Juli 2016.

Forum yang membahas situs warisan budaya dunia itu diikuti 21 perwakilan negara-negara di dunia anggota World Heritage Commitee. Untuk menghadiri acara tersebut, ada 11 orang dari tim delegasi RI.

Anggota delegasi terdiri atas pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, ahli bidang warisan alam, ahli bidang warisan budaya, Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO, tim duta besar untuk UNESCO, dan mitra pemerintah Wildlife Conservation Society (WCS).

Kompas TV 40 Orang Tewas dalam Upaya Kudeta Turki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com