Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Lipat Gandakan Kekuatan di Libya

Kompas.com - 08/04/2016, 21:39 WIB

TRIPOLI, KOMPAS.com - Kelompok teror Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) melipatgandakan jumlah kekuatannya di Libya menjadi sekitar 6.000 gerilayawan dalam 18 bulan terakhir. Di sana ISIS harus berhadapan dengan milisi-milisi lokal.

Ketika wilayah kekuasaan ISIS dibombardir oleh militer Barat, kelompok teror itu mulai serius membangun basis kekuatan di Afrika utara. Di Libya, ISIS saat ini bercokol di Sirte, kota kelahiran bekas orang kuat Libya, Moammar Khadafy.

Kelompok teror itu juga memiliki kelompok militan di Derna dan Benghazi, Libya timur, dan Sabratha di Libya barat.

"Di Benghazi dan Derna, kelompok oposisi bersenjata Libya bertempur melawan ISIS dan mempersempit ruang gerak mereka. Di Sabratha situasinya serupa," ujar Jendral David Rodriguez, Komandan Militer AS di Afrika.

"Aksi mereka memperlambat pertumbuhan ISIS di berbagai wilayah di Libya," tuturnya merujuk pada laporan intelijen AS.

Geliat ISIS di Libya memicu kekhawatiran pemerintah negara Barat dengan merujuk situasi seperti di Irak dan Suriah yang hancur.

Sejak 2014, Libya terbelah antara pemerintahan tandingan di Tripoli yang didukung koalisi longgar berbagai kelompok bersenjata dan pemerintahan transisi Libya yang disokong Barat di Trobruk.

Pemerintah persatuan yang berpusat di Tunis, Tunisia, belum berhasil menyatukan dua kubu itu.

"Tantangan pemerintahan transisi adalah menyatukan berbagai kelompok demi masa depan Libya dan untuk menghalau ancaman ISIS," kata Rodriguez.

Namun begitu sang jendral menepis kekhawatiran ekspansi teritorial di Libya seperti yang dilakukan ISIS di Suriah dan Irak.

"Mereka tidak memiliki penduduk lokal yang memahami Libya seperti yang mereka miliki di Irak dan Suriah," ujarnya.

Rodriquez menambahkan,  "Penduduk Libya juga punya pendekatan berbeda terhadap warga asing, jadi semuanya ikut berdampak."

Beberapa tahun silam AS melancarkan serangan udara yang membidik ISIS. Namun saat ini operasi semacam itu cuma akan dilakukan jika terdapat ancaman langsung terhadap kepentingan AS di negara tersebut, kata Rodriguez.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com