Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paskah di Irak Dibayangi Pemusnahan Komunitas Kristen

Kompas.com - 28/03/2016, 10:17 WIB

BAGHDAD, KOMPAS.com -  Orang-orang Kristen Irak berkumpul di Baghdad, Minggu (27/3/2016), untuk merayakan Paskah. Namun, perayaan dibayangi kekhawatiran bahwa kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) akan membasmi habis komunitas mereka.

Penyusutan besar jumlah umat Kristen di berbagai wilayah di Irak terjadi sejak pertengahan 2014. Hal itu ditandai dengan perebutan Mosul, kota terbesar di Irak utara, oleh ISIS yang diikuti penculikan dan pembantaian kelompok minoritas, termasuk komunitas Kristen.

Mosul adalah salah satu basis Kristen di Irak. Kota ini adalah “rumah” bagi banyak kelompok minoritas. Selain Kristen, Katolik,  Yazidi, dan Syiah, serta minoritas lainnya. Mereka hidup berdampingan secara damai sejak berabad-abad lalu tanpa gangguan hingga ISIS masuk.

Sejak pertengahan 2014 itu, ISIS menghancurkan situs-situs agama mereka yang telah terjaga sejak berabad-abad silam. Penghancuran dan pembantaian di kota itu, yang menewaskan puluhan ribu orang, membuat jumlah orang Kristen menyusut drastis.

Pasukan Irak yang didukung AS telah melancarkan serangan besar terhadap ISIS pekan lalu. Serangan udara itu disebut-sebut sebagai awal dari kampanye udara yang lebih luas untuk membersihkan daerah sekitar Mosul, meskipun kemajuan serangan itu sangat lambat.

"Kami terancam punah. Ini adalah kagta-kata yang kasar, namun kenyataan memang kami sedang menuju titik akhir. Orang-orang kami telah pergi, bermigrasi," kata Pastor Muyessir al-Mukhalisi, seorang imam di Gereja Katolik Khalde Santo Gregorius di Baghdad timur.

Seperti halnya jutaan warga Irak lainnya melarikan diri dari rumah-rumah mereka akibat serangan ISIS,  warga minoritas Kristen juga telah pindah dari kota-kota dan desa-desa di Irak utara ke Baghdad dan dan kota lain yang aman. Ribuan orang juga bermigrasi ke Eropa.

Menurut informasi dari kalangan Gereja,  jumlah populasi Kristen Irak telah merosot tinggal beberapa ratus ribu dari sebelumnya 1,5 juta orang sebelum invasi AS ke Irak pada 2003.

Sekitar 250 umat beribadah memadati bangku gereja pada Jumat Agung di Gereja Katolik setempat di Baghadad. Ibadah dibatasi tembok tebal, kawat berduri, dan dijaga ketat oleh kepolisian yang juga bersenjata lengkap. Hal yang sama dilakukan hingga Minggu Paskah.

Pajak atau pedang

Gereja menyediakan makanan dan uang untuk 45 keluarga pengungsi dari Mosul yang lari akibat dikejar ISIS.  Mereka lari setelah ISIS mengeluarkan ultimatum kepada umat Kristen pada 2014 untuk memilih membayar pajak, masuk Islam, atau mati oleh pedang. Mereka melarikan diri.

Huda Meti Saeed (30), menghadiri misa dengan suami dan tiga anak mereka. Mereka lari dari Mosul dua tahun lalu setelah paman mereka diculik dan dibunuh dengan keji oleh milisi ISIS saat itu.

"Kami tidak mungkin kembali. Tetangga kami datang dan merampas rumah kami. Mereka ingin menyerahkan kami sebagai sandera dan mengambil semua barang berharga kami," katanya.

Beberapa orang Kristen ikut berjuang bersama pasukan keamanan Irak. Kristen lainnya mengangkat senjata dan membentuk milisi untuk mempertahankan tanah mereka dari ISIS di dataran Ninive, dekat Mosul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com