Kekerasan Mematikan Kembali Terjadi di Thailand Selatan, Dua Tentara Tewas Dibom

CHANAE, KOMPAS.com — Kekerasan bersenjata kembali meningkat di Thailand. Polisi, Kamis (10/3/2016), melaporkan, dua tentara tewas akibat ledakan bom yang dikendalikan dari jarak jauh Thailand selatan, wilayah dengan mayoritas Muslim.

Narathiwat merupakan satu dari tiga provinsi paling bergolak di Thailand selatan. Sejak pemberontakan terhadap Bangkok dimulai pada tahun 2004, setidaknya telah lebih dari 6.500 orang, dan terbanyak warga sipil, tewas akibat kekerasan bersenjata itu.

Menurut polisi Thailand, seperti dilaporkan Agence France-Presse (AFP), insiden terbaru yang menewaskan dua tentara itu terjadi di Distrik Chanae, Narathiwat, Rabu petang. Bom ditanam di jalan dan diledakkan dari jarak jauh.

"Dua tewas seketika di lokasi ledakan dan lima lainnya terluka, dengan dua orang di antaranya dalam kondisi kritis," kata Kolonel Chumpol Nakapaksin dari Kepolisian Resor Chanae dalam percakapan per telepon.

Peristiwa itu terjadi setelah berbulan-bulan yang relatif tenang dengan terjadi hanya sedikit kekerasan di Thailand selatan. Namun, dalam beberapa minggu terakhir, terjadi lagi peningkatan kekerasan.

Beberapa saat sebelum dua tentara itu tewas, seorang pria Muslim ditemukan tewas tertembak di dalam mobilnya di dekat Distrik Sri Sakhon. Dua lainnya ditembak dan terluka pada Rabu malam di rumah mereka di sebuah wilayah di Provinsi Narathiwat.

Sementara itu, Minggu lalu, empat orang ditembak mati dalam waktu 24 jam, termasuk seorang penyadap karet beragama Buddha. Mayatnya kemudian dibakar.