Pria itu ditahan karena ternyata pengakuannya kepada polisi itu tak lebih dari sekadar isapan jempol semata.
Pada Desember tahun lalu, pria tersebut mengundang jurnalis ke kediamannya di kota Marseilles, Perancis.
Undangan itu terjadi sehari setelah dia mengaku diserang tiga orang yang mengaku adalah anggota ISIS.
Namun, sumber kepolisian memastikan bahwa pria itu ternyata hanya mengarang cerita. Akibat kebohongannya, dia kini malah harus berurusan dengan polisi.
Pria ini bukanlah satu-satunya guru di Perancis yang dituduh mengarang cerita soal serangan ISIS.
Pada Januari lalu, seorang guru taman bermain dikirim ke ahli kejiwaan setelah mengaku berbohong tentang serangan ISIS di dalam ruang kelasnya.
Pria berusia 45 tahun dari kota Aubervilles di wilayah timur laur Perancis itu awalnya mengatakan, seorang pria tiba-tiba masuk ke dalam kelasnya lalu menyayatnya dengan menggunakan pisau dan gunting.
Namun, kemudian dia mengaku bahwa kejadian itu adalah karangannya semata dan dia melukai diri sendiri dengan menggunakan pisau.
Kedua kasus ini muncul pada saat Perancis masih terguncang akibat serangan teror pada November yang diklaim ISIS dan menewaskan 130 orang itu.
Namun, pada Januari memang terjadi serangan terhadap seorang guru yang mengenakan kippa atau kopiah Yahudi.
Serangan ini bukan dilakukan ISIS, tetapi oleh sekelompok remaja dalam serangkaian serangan anti-Semit di kota pelabuhan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.