Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klub Malam di Denmark Tuntut Tamu Berbahasa Denmark, Inggris, atau Jerman

Kompas.com - 19/01/2016, 15:11 WIB
KOMPAS.com — Sejumlah klub malam di Denmark mulai menuntut para tamu untuk bisa memahami bahasa Inggris, Jerman, atau bahasa lokal agar diizinkan masuk ke klub.

Persyaratan bahasa tersebut dilaporkan telah diterapkan di beberapa tempat di Denmark setelah ada laporan bahwa "beberapa kelompok pria asing" melecehkan para tamu perempuan.

Kabar soal keharusan dari klub malam itu muncul hanya beberapa hari setelah Denmark dikecam PBB terkait proposal untuk menyita barang-barang berharga para pencari suaka demi membiayai akomodasi dan kebutuhan mereka sendiri.

TV2 Nyheter melaporkan, sejumlah bar dan klub di Denmark menuntut para tamu untuk berbicara dengan bahasa Denmark, Inggris, atau Jerman agar dapat diizinkan masuk. Beberapa orang mengatakan kepada media itu bahwa kebijakan masuk klub yang ketat dan peningkatan keamanan menjadi penting setelah "sejumlah laki-laki asing melakukan pelecehan terhadap para tamu perempuan".

Buddy Holly, sebuah klub malam di Sonderborg, dekat perbatasan Jerman, yang populer di kalangan mahasiswa lokal, menerapkan kebijakan soal bahasa itu terhadap semua tamu. Pemiliknya membela kebijakan itu sebagai sebuah langkah pengamanan.

"Kami punya beberapa aturan sehingga para tamu dapat memiliki pengalaman yang menyenangkan dan merasa aman," kata si pemilik, Tom Holden, kepada TV2. Ia menambahkan, hal itu telah menjadi kebijakan klub tersebut selama bertahun-tahun.

Media TV Denmark mengklaim, sejumlah tamu perempuan telah mengalami pelecehan seksual oleh "beberapa kelompok pria asing" di sejumlah klub dan bar di Sonderborg, Thisted och Haderslev, di Denmark selatan.

Glenn Hollender, dari klub Sonderborg, mengatakan kepada media dari televisi Syd, minggu lalu, "Sejumlah besar tamu pria yang berasal dari pusat suaka lokal tampaknya sangat kesulitan menghormati lawan jenis. Di mata saya, jika seorang atau lebih pria terus menyentuh seorang perempuan muda setelah ia mengatakan 'stop', maka itu adalah pelecehan."

Namun, Amnesty Denmark mengecam persyaratan soal bahasa ini. Amnesty menyebut hal itu sebagai tindakan diskriminatif, dan mengklaim bahwa mereka menyasar para pencari suaka yang mencoba untuk mengintegrasikan diri di negeri itu.

Denmark sebelumnya telah menjadi sorotan setelah sebuah proposal kontroversial ditujukan untuk menyita barang-barang berharga dan uang tunai para pengungsi dan migran guna membiayai keperluan mereka saat mereka mencari suaka.

Rencana tersebut memicu kemarahan internasional, terutama di Amerika Serikat. Washington Post mencatat bahwa menyita perhiasan dari pengungsi mengingatkan orang akan pengalaman pahit di Eropa ketika Nazi merebut emas dan barang-barang berharga dari orang-orang Yahudi dan orang lain selama Perang Dunia II.

Beberapa organisasi, termasuk Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi, juga mengecam negara Nordic itu terkait proposal tersebut.

Badan HAM dan demokrasi Eropa, Jumat lalu, mengatakan bahwa pihaknya "sangat prihatin" terhadap usulan perubahan aturan imigrasi di Denmark.

Parlemen Denmark dijadwalkan untuk melakukan pemungutan suara atas proposal itu pada Selasa pekan depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com