Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Jerman Dikritik Usai Serangan Seksual di Cologne

Kompas.com - 07/01/2016, 15:19 WIB
CLOGNE, KOMPAS.com - Kepolisian Jerman harus mengatur kembali strategi mereka setelah terjadi serangan bermotif seksual terhadap para perempuan di Kota Cologne pada malam Tahun Baru, kata seorang pejabat senior.

Ralf Jaeger, menteri dalam negeri di Negara Bagian North Rhine-Westphalia, mengatakan polisi harus "menyesuaikan" fakta bahwa sekelompok pria telah melakukan penyerangan terhadap sejumlah perempuan secara massal.

Tiga tersangka telah diidentifikasi, kata dia, namun belum ada penangkapan.

Jaeger juga memperingatkan bahwa kelompok-kelompok anti-imigran berupaya untuk memanfaatkan sejumlah kejadian serangan ini untuk membangkitkan kebencian terhadap para pengungsi.

"Yang terjadi pada komunitas sayap kanan dan di ruang obrolan dunia maya sama buruknya dengan aksi penyerangan perempuan. Ini meracuni kondisi masyarakat kita," kata Jaeger.

Jaeger mengatakan polisi harus memastikan agar peristiwa serangan yang terjadi pada malam Tahun Baru ini tidak terulang.

"Kejadian seperti ini tidak boleh terjadi lagi - tidak hanya di Cologne, tetapi juga di kota-kota besar lainnya...Polisi serta pemerintah kota harus bereaksi terhadap peristiwa itu," ujar Jaeger.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Jerman Thomas de Maiziere mengkritik polisi dalam menangani peristiwa serangan di Kota Cologne ini.

Sebuah kerumunan yang dipadati oleh sekitar 1.000 pria berkumpul di alun-alun di luar stasiun kereta api utama pada malam Tahun Baru, mereka meledakkan petasan.

Banyak dari mereka yang mabuk dan agresif, dan polisi akhirnya mengosongkan lokasi untuk mencegah adanya korban luka akibat kembang api.

Namun segerombolan pemuda kembali lagi ke lokasi tersebut dan melakukan sejumlah serangan selama beberapa jam, dan hanya ada beberapa petugas yang berjaga di lokasi sampai setelah tengah malam.

De Maiziere mengkritik polisi untuk mengijinkan sejumlah penyerang untuk kembali ke lokasi. Alun-alun dikosongkan, katanya, "dan kemudian peristiwa ini terjadi di sana dan mereka menunggu adanya laporan. Polisi tidak seharusnya bekerja seperti ini".

Pada Rabu (6/1/2016), polisi Cologne mengatakan jumlah laporan pidana yang diterima meningkat menjadi 106 kasus. Setidaknya tiga perempat dari laporan mereka adalah kekerasan seksual, termasuk dua dugaan pemerkosaan.

Sejumlah perempuan juga menjadi sasaran di kota-kota seperti Hamburg dan Stuttgart.

Sejumlah perempuan telah melaporkan lebih dari 30 pengaduan, mereka mengatakan diserang secara tidak sopan atau dirampok di Hamburg Reeperbahn dan polisi di Stuttgart mengatakan beberapa perempuan diserang di pusat kota Schlossplatz.

Sejumlah wartawan mengatakan identifikasi para penyerang yang berpenampilan seperti orang Afrika Utara atau Arab menyebabkan kegelisahan di Jerman mengingat terdapat lebih dari satu juta migran dan pengungsi dalam satu tahun terakhir. Banyak pendatang itu yang melarikan diri dari konflik di Suriah.

Gerakan "anti-Islamisasi" Pegida dan sayap kanan AfD mengatakan sejumlah serangan yang terjadi merupakan konsekuensi dari migrasi skala besar.

Kepala kepolisian Cologne, Wolfgang Albers, menyangkal sejumlah kritik yang dilontarkan kepada para petugasnya. Dia menggambarkan apa yang terjadi sebagai "dimensi kejahatan baru".

Tetapi kepala serikat polisi Rainer Wendt mengatakan petugas kepolisian tidak mampu mengosongkan alun-alun sebagai mana mestinya karena kurangnya sumber daya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com