Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan PM Australia Kevin Rudd Dilaporkan Incar Posisi Sekjen PBB

Kompas.com - 18/12/2015, 14:14 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis


NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa calon Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mulai menghangat. Sekjen PBB Ban Ki-moon akan mengakhiri 10 tahun kepemimpinannya pada 31 Desember 2016.

ABC Australia melaporkan, Kamis (17/12), Kevin Rudd, mantan Perdana Menteri Australia sedang membidik posisi tersebut. Rudd dilaporkan sedang melakukan lobi untuk mendapatkan posisi yang sudah lama diidamkannya itu.

Politisi 58 tahun itu memiliki latar belakang diplomat di Departemen Luar Negeri Australia dan pernah menjabat Menteri Luar Negeri Australia. Namun ambisi Rudd berpotensi dihadang oleh adanya konsensus bahwa sekjen PBB berikutnya sebaiknya dijabat seorang perempuan.

Selama 70 tahun sejarah PBB, jabatan sekjen selalu dipegang diplomat pria. Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Samantha Power mendorong negara-negara anggota PBB untuk mempertimbangkan seorang perempuan untuk jabatan tertinggi itu. Dubes Power telah meminta negara anggota untuk mengirimkan daftar kandidatnya paling lambat Maret 2016.

Dr Alexey Muraviev, Kepala Departemen Ilmu Sosial dan Hubungan Internasional di Universitas Curtain, mengatakan Rudd berpeluang menjadi salah satu kandidat.

"Ia mungkin berpeluang menjadi salah satu dari mereka yang terpilih, meskipun fakta bahwa, katakan dari perspektif China atau Rusia, kandidat Australia akan dianggap berafiliasi terlalu erat dengan Amerika Serikat, dengan Inggris, dan dengan Perancis,” jelasnya.

"Tapi ia bisa benar-benar dianggap sebagai sosok yang mungkin cocok atau dapat diterima oleh semua negara besar," tambahnya.

Namun, Rudd sosok yang gaya kepemimpinan autokratiknya banyak dikritik sesama koleganya di Partai Buruh, dinilai tidak memiliki peluang oleh pakar politik lainnya.

"Saya akan terkejut jika Kevin Rudd bahkan masuk ke daftar kandidat," kata Dr Anthony Billingsley, dosen studi internasional di Universitas New South Wales. "Saya rasa Rudd belum berbuat banyak di tingkat internasional, ditambah ia pernah, dengan maksud tertentu, menyinggung China dan saya pikir itu akan membuatnya sulit diterima," tambah Billingsley.

Rudd menjabat sebagai PM Australia tahun 2007-2010 sebelum digulingkan deputinya Julia Gillard dalam pemilihan Ketua Partai Buruh. Dia kembali ke kursi PM pada Juni 2013 setelah mendepak Gillard. Rudd kemudian dikalahkan pemimpin oposisi Tony Abbott dalam pemilu.

Sosok Sekjen PBB harus mendapat persetujuan bulat dari 5 anggota Dewan Keamanan Tetap PBB yaitu AS, Rusia, China, Inggris, dan Perancis. Kandidat yang diajukan akan gagal menempati posisi prestisius itu jika salah satu anggota menggunakan hak vetonya.

Nama lain yang juga disebut sebagai kandidat kuat adalah Direktur UNESCO Irina Bukova (Bulgaria), mantan Presiden Slovenia Danilo Turk, mantan Menteri Luar Negeri Serbia Vuk Jeremic, mantan Menteri Luar Negeri Slovakia Jan Kubis, Presiden Cile Michelle Bachelet, mantan Perdana Menteri Selandia Baru Helen Clark, mantan Perdana Menteri Denmark Helle Thorning-Schmidt.

Sebenarnya, sesuai dengan jatah rotasi, Sekjen PBB berikutnya seharusnya berasal dari blok negara Eropa Timur. Namun dengan adanya ketegangan yang muncul antara Rusia dan Eropa Timur terkait konflik Ukraina,  Rusia dikwatirkan akan memveto calon dari kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com