Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Peluk Umat Muslim" di Kanada untuk Atasi Islamofobia

Kompas.com - 13/03/2015, 15:19 WIB
TORONTO, KOMPAS.com — Di kota Toronto, Kanada, muncul sebuah gerakan unik untuk menghapus Islamofobia atau ketakutan terhadap Islam. Di salah satu sudut kota itu, seorang pria dengan mata ditutup dan tangan terentang berdiri di antara dua papan berisi dua pernyataan.

Di papan pertama tertulis "Saya seorang Muslim, saya mendapat cap sebagai seorang teroris". Di papan kedua tertulis "Saya memercayai Anda, apakah Anda memercayai saya? Beri saya satu pelukan".

Serangkaian foto dan video terkait gerakan ini tersebar luas di media sosial, dan dunia melihat pria tersebut mendapatkan banyak pelukan.

Gerakan yang merupakan bagian dari sebuah proyek bernama Blind Trust Project itu merupakan inisiatif tiga mahasiswa Kanada. Ternyata, gerakan di Kanada itu menginspirasi aksi serupa di New York, Jerman, Swedia, dan Norwegia.

Di New York, seorang pengguna YouTube, Karim Metwaly, mencoba peruntungannya di tengah-tengah kota dengan penduduk super-sibuk itu.

Di saat pundaknya mulai lelah dan bergetar, akhirnya Karim mendapatkan hadiahnya, dan tak hanya satu, tetapi banyak pelukan dari warga New York.

"Saya bahagia melihat seorang Yahudi memeluk seorang Muslim, sungguh mencerahkan hari saya! Video yang indah Karim, Tuhan memberkatimu," demikian salah satu komentar dalam akun YouTube milik Karim.

Para mahasiswa yang memotori proyek ini mengatakan kepada The Huffington Post Kanada bahwa mereka tidak menyangka hasil positif yang mereka peroleh.

Maaz Khan, salah seorang mahasiswa yang mencetuskan ide itu bersama kedua kawannya, Mustafa Mawla dan Asoomii Jay, mengatakan bahwa ide untuk menutup mata Mawla dan meminta pelukan muncul saat mereka sedang membuat sebuah video.

"Siapa pun bisa memukul dia (Mawla), atau menyakitinya. (Oleh karena itu) sangat menyenangkan ketika melihat orang-orang masih bisa berbuat baik," kata Khan.

Khan mengaku sangat bahagia bisa mengirimkan sebuah pesan positif dalam suasana yang dihantui Islamofobia yang memicu banyak aksi vandalisme, seperti perusakan masjid di Alberta, Kanada; atau pembunuhan seorang imigran Irak di AS.

"Kami menutup matanya agar dia tak melihat siapa yang memeluknya. Itu menandakan kami terbuka untuk setiap orang," tambah Khan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com