Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Surat Getir Terpidana Mati "Bali Nine" untuk Dirinya Sendiri

Kompas.com - 09/03/2015, 16:53 WIB
KOMPAS.com — Andrew Chan, terpidana mati asal Australia yang kini berada di Nusakambangan, menulis surat sedih untuk dirinya sendiri. Surat itu ditujukan untuk Chan yang masih remaja.

"Keluarga dan teman-temanmu sangat sedih dan hidupmu akan berakhir di hadapan regu tembak. Hal ini terjadi padamu karena kamu berpikir bahwa mengonsumsi narkoba itu keren," tulis penyelundup narkoba anggota "Bali Nine" itu.

"Pada dasarnya, kamu bukan orang jahat dan narkoba yang membuatmu berbeda."

Chan dan seorang warga Australia yang lain, yaitu Myuran Sukumaran, sedang menunggu waktu eksekusi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Pulau Nusakambangan.

Pihak LP Nusakambangan diharapkan akan memungkinkan mereka bertemu keluarganya di pulau itu pada hari ini. Pertemuan keluarga itu, jika terwujud, akan merupakan yang pertama sejak mereka dipindahkan dari penjara Kerobokan di Bali ke Nusakambangan.

Teman Chan yang juga seorang pembuat film, Malinda Rutter, mengatakan kepada program "Sunday Night" dari Seven Network bahwa dia telah meminta Chan menulis surat buat dirinya sendiri yang berusia 15 tahun sebelum dipindahkan ke Nusakambagan.

Adik perempuan Rutter meninggal karena overdosis heroin dan, walau dia tidak membenarkan tindakan Chan dan Sukumaran, perempuan itu mengatakan bahwa kedua pria tersebut telah berubah.

Surat Chan itu akan digunakan dalam sebuah film pendidikan tentang narkoba yang akan datang.

"Mereka benar-benar sudah berubah dan ini benar-benar asli," kata Rutter. "Sangat menyedihkan. Saya kehilangan seorang teman, seseorang yang bisa membuat perbedaan dalam pendidikan narkoba, yang pernah terlibat, yang pernah melakukan hal itu, yang pernah membuat pilihan yang salah."

Dalam surat tersebut, Chan menulis penderitaan yang dia timbulkan bagi keluarganya dan apa yang paling dia rindukan sebagai seorang terpidana mati. "Saya merindukan pernikahan. Saya merindukan pemakaman dan kehadiran keluarga saya sendiri. Derita dan duka, tidak hanya saya lakukan untuk diri saya sendiri. Namun, penderitaan saya timpakan pada keluarga saya yang sangat menyiksa. Sebuah sentuhan sederhana, seperti pelukan, tidak mungkin bagi seorang pria terkutuk seperti saya. Saya tidak punya siapa-siapa selain jeruji besi untuk dipeluk ketimbang dipeluk oleh orang-orang yang saya cintai dan saya rindukan."

Pemerintah Indonesia mengatakan tengah menunggu upaya banding anggota Bali Nine itu dan sejumlah terpidana mati lainnya. Hal itu berarti mereka bisa berada di Nusakambangan selama beberapa minggu ke depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com