Dalam video itu, ISIS mengatakan tidak akan membunuh dua sandera tersebut jika pemerintah Jepang membayar tebusan sebesar 200 juta dollar atau sekitar Rp 2,5 triliun.
"Posisi negara kami ialah memberikan kontribusi dalam perang melawan teroris dan tidak akan menyerah, tidak berubah," kata Juru Bicara Pemerintah Jepang Yoshihide Suga dalam jumpa pers di Tokyo.
Suga melanjutkan, video yang dirilis ISIS itu menampilkan ancaman terhadap dua pria yang kemungkinan adalah warga Jepang. Pemerintah Jepang masih menyelidiki kebenaran video tersebut.
"Menyandera orang adalah perbuatan yang tak termaafkan dan saya merasa sangat marah. Pemerintah Jepang bertekad untuk melakukan yang terbaik untuk membebaskan kedua sandera itu sesegera mungkin," lanjut Suga.
Perdana Menteri Shinzo Abe, yang tengah melawat ke Timur Tengah dan diharapkan memberikan pernyataan terkait masalah ini pada Selasa malam, kemungkinan akan membatalkan sebagian rencana kunjungan kerjanya.
Meski demikian, tambah Suga, rencana untuk menggelar pembicaraan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas tetap akan dilaksanakan.
"Perdana Menteri akan menjalin kerja sama untuk menghadapi masalah ini saat bertemu dengan Presiden Abbas dan para pejabat Palestina," ujar Suga.
"Pemerintah akan mengirim Menteri Luar Negeri Yasuhide Nakayama ke Amman, Jordania, untuk memberikan instruksi lebih lanjut," Suga menegaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.