Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wanita Tersangka Teroris Paris Lebih Radikal dari Pacarnya?

Kompas.com - 13/01/2015, 14:45 WIB
PARIS, KOMPAS.com - Sejumlah rincian baru muncul tentang teroris Paris yang merupakan pasangan kekasih dan kekejamannya mengejutkan dunia. Hayat Boumedienne, kini diyakini dalam pelarian di Suriah, merupakan yang lebih radikal dari pasangan itu. George Sauveur, yang selama hampir satu dekade menjadi pengacara pacarnya, teroris Amedy Coulibaly, mengemukakan hal tersebut. Coulibaly tewas diterjang peluru polisi di sebuah supermarket khusus makanan halal Yahudi di Paris setelah dia membunuh empat orang Yahudi yang tidak bersalah dan menyandera belasan orang lainnya.

Tahun 2010, dalam sebuah panggilan telepon yang direkam intelijen Perancis, Sauveur mengatakan, perempuan itu mengeluh bahwa Coulibaly "bukan orang yang serius ... dia hanya berpikir tentang bersenang-senang."

Beberapa tahun kemudian, pasangan tersebut mendatangkan malapetaka bagi Perancis yang masih berjuang untuk pulih dari serangkaian serangan terorisme.

Coulibaly memulai aksi mematikannya dengan menembak seorang polisi pemula (rookie), tepat di sekitar pojok sebuah sekolah Yahudi. Senin (12/1/2015) kemarin, sekolah itu dijaga polisi bersenjata. Lebih dari 18.000 polisi dan pasukan militer Perancis telah dikerahkan di seluruh negeri itu untuk melindungi target-target yang rentan, termasuk ratusan sinagoga dan sekolah Yahudi.

Presiden sekolah itu mengatakan kepada CNN bahwa dirinya berpikir, Coulibaly bermaksud untuk menyerang sekolah itu sebelum dia membunuh polisi malang tersebut.

Pengacara Coulibaly itu mengatakan, mantan kliennya dibesarkan dalam sebuah keluarga muslim, tetapi telah berasimilasi ke dalam budaya Perancis. Menurut pengacara itu, sebagai satu-satunya anak laki-laki dari 10 orang anak "dia merasa sulit untuk menemukan statusnya sebagai seorang laki-laki di sebuah keluarga yang penuh perempuan." Dia tidak dekat dengan orang tuanya. Ibunya menyebut dia sebagai pemuda badung dan dia dihukum karena melakukan perampokan bersenjata dan terlibat narkoba.

Menurut sang pengacara, Coulibay menjadi teroris setelah bertemu Djamel Beghal, teroris asal Aljazair. Coulibaly dan Cherif Kouachi, yang membantai 12 orang di kantor majalah satire Charlie Hebdo bersama kakaknya Said Coulibay pada Rabu pekan lalu, bertemu Beghal di penjara Fleury-Mérogis, Perancis secara terpisah. Di situlah Coulibaly dibimbing jadi teroris.

Beghal dipenjara selama 10 tahun karena merencanakan untuk meledakkan Kedutaan Besar AS di Paris. Menurut Sauveur, Beghal kemudian memperkenalkan Coulibaly ke Cherif Kouachi.

Beghal dibebaskan dari penjara tahun 2009. Dia menjadi tahanan rumah di Perancis. Pihak berwenang terus melacaknya. Mereka pun mendokumentasikan kunjungan Coulibaly dan Cherif Koubachi ke rumahnya.

Secara bersama-sama, orang-orang itu merencanakan pembebasan seorang pria lain dari penjara, yaitu Smain Ait Ali Belkacem. Pria terakhir itu merupakan teroris Aljazair yang di penjara terkait perannya dalam pemboman sebuah stasiun kereta api Perancis pada Oktober 1995. Serangan itu menewaskan dua orang dan melukai puluhan lainnya. Mereka menyebut konspirasi pembobolan penjara itu sebagai "The Wedding Project". Mereka menggunakan bahasa sandi "buku" untuk senjata, "kostum" untuk mobil, "burung" untuk helikopter, dan sebagainya.

Beghal tidak menghormati Coulibaly. Dia dan teroris lainnya meremehkan dia, bahkan menggunakan bahasa rasialis untuk menggambarkan dirinya. Namun aksi perampokan bersenjatanya menegaskan kemampuannya untuk mendapatkan senjata. Maka, kata si pengacaranya, Beghal pun meminta bantuannya.

Rencana itu digagalkan dan kelompok itu diringkus.

Delapan bulan lalu, Coulibaly dibebaskan dari penjara. Dia telah diradikalisasi dan kembali kepelukan pacarnya yang bahkan lebih radikal, yang masih dicari dan dianggap bersenjata serta berbahaya.

Pengacara Coulibaly itu menduga bahwa serangkaian penangkapan para ekstrimis mungkin telah mempercepat rencana Coulibaly-Kouachi. Mereka takut bahwa mereka mungkin akan ditangkap juga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com