Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Hongkong: Demonstrasi Harus Diakhiri Senin!

Kompas.com - 05/10/2014, 09:28 WIB
HONGKONG, KOMPAS.com - Pemerintah Hongkong memperingatkan agar aktivis pro-demokrasi segera menghentikan aksi unjuk rasa pada Senin (6/10/2014). Demikian Pemimpin Eksekutif kota itu CY Leung, setelah aksi unjuk rasa yang awalnya damai itu mulai diwarnai kekerasan.

Dalam pernyataan resminya, Leung mengatakan para pengunjuk rasa harus memperbolehkan warga Hongkong lainnya "kembali bekerja dan menjalani kehidupan normal" dan mengakhir aksi protes yang sudah berlangsung sepekan itu.

Jika aksi protes masih berlanjut maka Leung mengancam pemerintah akan menggunakan cara apapun untuk membubarkan pengunjuk rasa.

"Pemerintah dan kepolisian memiliki tanggung jawab untuk mengembalikan tatanan kehidupan dan membuat kota beserta tujuh juta warganya kembali hidup normal," ujar Leung.

Meski Leung tidak menyatakan dengan tegas bahwa dia akan memerintahkan aksi represif untuk membubarkan unjuk rasa, tetap saja pernyataan Leung itu ditanggapi sebagai sebuah ultimatum.

Unjuk rasa ini dimulai sepekan lalu setelah Leung mengumumkan para kandidat yang akan bertarung dalam pemilihan umum tahun depan. Para kandidat yang bertarung adalah para politisi yang "direstui" pemerintah Beijing.

Awalnya aksi unjuk rasa ini hanya diikuti segelintir orang saat digelar di pusat perekonomian Hongkong. Kini puluhan ribu pengunjuk rasa menduduki kawasan Admiralty, Causeway Bay dan Mong Kok.

Para pengunjuk rasa yang merupakan gabungan para aktivis gerakan Occupy Central dan pergerakan mahasiswa itu menuntung CY Leung mundur dari jabatannya dan menuntut pemilihan umum langsung di Hongkong.

Kondisi sempat memanas yang berujung bentrokan dengna kepolisian yang mengakibatkan 20 orang terluka dan 19 lainnya ditahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com