Kota berpenduduk 2,9 juta jiwa itu terus berkembang dan berkat jaraknya yang tak terlalu jauh dari ibu kota Seoul, Incheon kini membentuk wilayah metropolitan terbesar kedua di dunia ditilik dari jumlah penduduknya.
Kemajuan pesat Incheon ini seakan menghapus kehancuran kota itu saat menjadi salah satu ajang pertempuran paling hebat dalam Perang Korea (1950-1953), yang dikenal sebagai Pertempuran Incheon.
Pertempuran Incheon yang terjadi pada 15-19 September 1950 merupakan sebuah pendaratan amfibi untuk merebut kembali ibu kota Seoul yang diduduki pasukan komunis Korea Utara.
Pendaratan amfibi yang menggunakan nama sandi "Operasi Chromite" itu melibatkan 75.000 tentara dan 261 kapal perang. Pasukan koalisi PBB yang dipimpin Jenderal Douglas MacArthur berhasil merebut ibu kota Seoul dalam waktu dua pekan.
Latar belakang
Saat pasukan Korea Utara (NKPA) terus bergerak maju dan berusaha menghabisi pasukan Korea Selatan dan PBB di Pusan, Panglima Tertinggi pasukan PBB Jenderal Douglas MacArthur mengusulkan sebuah rencana pendaratan amfibi yang terbilang nekat.
Menurut perhitungan MacArthur, saat sebagian besar pasukan NKPA terkonsentrasi di sekitar Pusan, pasukan PBB akan didaratkan di wilayah yang dekat dengan Seoul dengan harapan bisa memotong jalur pasokan logistik NKPA yang nantinya akan membuat pasukan NKPA terjepit.
Meski pada awalnya banyak pihak meragukan keberhasilan rencana MacArthur itu, jenderal AS itu tetap kukuh pada pendiriannya. Maka dari itu, dimulailah "Operasi Chromite".
MacArthur kemudian memilih Incheon sebagai lokasi pendaratan yang meski terlindungi sebuah selat sempit, gelombang laut yang kuat, dan ombak yang tinggi, kota ini terbilang lemah pertahanannya.
Setelah mendapatkan lampu hijau dari Washington, MacArthur kemudian memilih marinir AS yang akan menjadi ujung tombak operasi nekat dan berbahaya ini.
Hari H di Incheon
Selanjutnya, pada sekitar pukul 6.30 waktu setempat, armada invasi yang dipimpin veteran pendaratan Normandia dan Teluk Leyte Laksamana Arthur Dewey Struble mendekati pantai mendaratkan batalyon ke-3 pasukan marinir ke-5 di pantai Pulau Wolmi-do.