Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi dan Pengikut Ulama Terkenal Pakistan Bentrok, 7 Tewas

Kompas.com - 17/06/2014, 19:34 WIB
LAHORE, KOMPAS.com - Sedikitnya tujuh orang tewas ketika kepolisian Pakistan bentrok dengan para pengikut seorang ulama berpengaruh di kota Lahore, Pakistan, Selasa (17/6/2014).

Bentrokan terjadi antara pengikut Tahir-ul-Qadri, seorang ulama yang tinggal di Kanada. Tahun lalu sang ulama pulang ke Pakistan untuk memimpin unjuk rasa antikorupsi sebelum pemilihan umum digelar.

Ulama itu, yang dipandang beraliran moderat, dijadwalkan tiba di Pakistan pada 23 Juni untuk memimpin "revolusi damai" melawan pemerintah saat ini.

"Kami menerima tujuh jenazah termasuk dua perempuan. Semuanya tewas karena luka tembak. Selain itu kami juga menerima 80 korban luka, 40 karena luka tembak dan 40 lainnya luka karena sebab lainnya. Dua korban luka dalam kondisi kritis," kata Dr Abdul Rauf, kepala RS Jinnah, Pakistan.

Seorang pejabat polisi senior, Abdul Jabbar mengatakan bentrokan terjadi saat polisi mendatangi kantor Pakistan Awami Tehreek (PAT) pimpinan Qadri di pinggiran kota Lahore, Senin malam.

"Para aktivis PAT menolak operasi polisi yang kemudian memicu bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi," ujar Jabbar.

"Kami mendatangi kawasan itu keesokan paginya dengan bantuan tambahan. Aktivis PAT melemparkan batu ke arah polisi dan kami membalas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan mereka," tambah Jabbar.

Namun, polisi tidak mau berkomentar soal korban-korban yang tewas. Sementara itu, juru bicara PAT Abdul Hafeez mengatakan 12 orang aktivis PAT tewas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com