Ratusan anak perempuan tersebut diculik pada tiga pekan lalu dari sekolah mereka di negara bagian Borno, dan diduga pelakunya adalah kelompok militan Islam.
Presiden Jonathan untuk pertama kalinya berbicara mengenai masalah ini, ditengah kritik mengenai masalah penanganan kasus penculikan dan meningkatnya kemarahan masyarakat. "Kami berjanji di mana pun anak-anak perempuan berada, kami pasti akan membebaskan mereka," kata dia dalam siaran televisi.
Presiden mengatakan, anak-anak perempuan tersebut belum ditemukan, meskipun pencarian dilakukan dengan melibatkan militer dan pasukan angkatan udara.
Dia meminta kerja sama orangtua dan komunitas lokal untuk membantu upaya pencarian, dengan menggatakan "pemerintah membutuhkan pertolongan".
"Ini merupakan waktu untuk berupaya bagi negara... ini menyakitkan," tambah dia.
Tidak ada perundingan
Wartawan BBC di Abuja, Will Ross, mengatakan, upaya militer yang tidak menemukan para gadis tersebut amat mengejutkan karena pihak keamanan menyebutkan telah melakukan pencarian dengan konvoi kendaraan.
Kondisi ini merupakan isyarat bahwa ada bagian di timur laut negara itu yang tidak dapat dimasuki oleh pasukan keamanan Nigeria, kata koresponden BBC.
Militan Islam yang dikenal dengan Boko Haram, yang berarti "Pendidikan Barat adalah sebuah Dosa", diyakini berada di belakang peristiwa penculikan anak-anak perempuan dari sekolah mereka di Chibok.
Kelompok tersebut melakukan sejumlah tindakan kekerasan di bagian timur laut Nigeria dan menewaskan ratusan warga Kristen dan Muslim.
Presiden Jonathan menepis dugaan yang menyebutkan perundingan telah dilakukan untuk membebaskan anak-anak perempuan tersebut, dan mengatakan tidak mungkin melakukan pembicaraan dengan Boko Haram.
"Anda tidak dapat berunding dengan seseorang yang Anda tidak ketahui," kata dia.
Jonathan mengatakan, pemerintahnya telah melakukan pembicaraan dengan AS dan negara besar lainnya termasuk Perancis, Inggris, dan Tiongkok untuk membantu mengatasi masalah keamanan.
"Kami berbicara dengan negara-negara yang kami anggap dapat membantu kami. AS adalah nomor satu. Saya telah berbicara dengan Presiden Obama sedikitnya dua kali," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.