Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Digoyang Desakan Referendum Beberapa Wilayah

Kompas.com - 07/04/2014, 03:27 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KIEV, KOMPAS.com — Beberapa daerah di kawasan timur Ukraina diguncang aksi unjuk rasa dari para demonstran pro-Rusia, Minggu (6/4/2014). Kawasan ini merupakan daerah yang hampir seluruh penduduknya menggunakan bahasa Rusia dalam percakapan sehari-hari. Mereka menuntut referendum bergabung ke Rusia, seperti yang telah berlangsung di Crimea.

Lebih dari seribu orang melakukan unjuk rasa di Donetsk, wilayah di bagian timur Ukraina, Minggu (6/4/2014). Mereka lalu membobol gedung pemerintahan daerah, lalu mengibarkan bendera Rusia dari atas balkon lantai dua gedung dengan sambutan sorakan dan terikan "Rusia!" dari demonstran yang ada di pelataran.

Para pemimpin unjuk rasa di Donetsk, sebagaimana pantauan Reuters, mengatakan mereka ingin anggota parlemen daerah menggelar pertemuan darurat untuk membuat referendum bergabung ke Rusia seperti halnya Crimea. "Deputi dewan daerah harus bersidang sebelum tengah malam dan mengambil keputusan untuk melaksanakan referendum," desak orator tersebut.

Demonstran menduduki kantor yang menangani rekaman dan siaran streaming lokal. Musik era Soviet diputar dan sebuah speaker menggemakannya di luar. Bangunan ini sekaligus merupakan kantor dan kediaman Gubernur Serhy Taruta, pejabat yang baru saja ditunjuk Kiev untuk memerintah wilayah yang punya hubungan ekonomi dan sejarah erat dengan Rusia.

"Sekitar 1.000 orang ambil bagian (dalam penyerbuan gedung), sebagian besar orang muda dengan wajah mereka ditutupi," kata Ihor Dyomin, juru bicara polisi setempat Donetsk. "Sekitar 100 orang masih berada di dalam gedung dan menyegelnya," imbuh dia.

Sementara itu, di Luhansk, protes serupa menurut televisi Ukraina telah menyebabkan tiga orang terluka. Namun, polisi tak mengonfirmasi informasi tersebut, sebagaimana dikutip dari Reuters. Televisi memperlihatkan kerumunan orang di kantor pelayanan keamanan negara di daerah itu dan seorang politisi terlihat ditandu karena terluka.

Televisi Ukraina mengatakan para pengunjuk rasa Luhansk menuntut pembebasan seseorang yang menurut mereka telah ditahan selama beberapa hari oleh dinas keamanan setempat. Mereka juga menuntut Luhansk menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia.

"Kami tidak ingin bergabung dengan Uni Eropa, kami tidak ingin bergabung dengan NATO. Kami ingin anak-anak kami hidup damai," kata seorang wanita yang tidak disebutkan namanya, ketika diwawancara Channel Five di Luhansk.

Sebelumnya, Sabtu (5/4/2014), keamanan Ukraina mengatakan, mereka menahan 15 orang di Luhansk dengan tuduhan merencanakan penggulingan pemerintah. Bersama penahanan tersebut, disita pula ratusan senapan, granat, dan bom molotov.

AFP melaporkan pula sebelumnya, demonstrasi menuntut referendum terjadi pula di Kharkiv dan menduduki kantor-kantor pemerintahan setempat. Demonstran pro-Rusia telah mengadakan aksi unjuk rasa di beberapa kota-kota Ukraina timur dalam beberapa pekan terakhir. Lokasi wilayah-wilayah ini tak jauh dari perbatasan Ukraina dan Rusia. Di kawasan tersebut, Moskwa telah menempatkan puluhan ribu pasukan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com