Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Tewas di Tengah Demonstrasi Penolakan Referendum Mesir

Kompas.com - 11/01/2014, 06:06 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com — Ratusan pendukung Presiden terguling Mesir, Muhammad Mursi, menggelar unjuk rasa di Kairo dan sejumlah wilayah di Mesir, Jumat (10/1/2014). Para demonstran menyerukan pemboikotan referendum konstitusi.

Tiga orang tewas di tengah bentrokan dengan petugas keamanan Mesir. Jumat telah menjadi hari protes bagi para pendukung Mursi sejak penggulingan oleh militer pada 3 Juli 2013.

Referendum yang diserukan untuk diboikot rencananya akan berlangsung pada 14-15 Januari 2014. Hasil referendum akan mengubah konstitusi yang disusun pada masa pemerintahan satu tahun Mursi.

Referendum akan mencari jawaban "ya" dari mayoritas rakyat Mesir untuk melegitimasi pemerintahan sementara yang didukung militer, sebelum bisa menggelar pemilu presiden dan parlemen.

Satu orang tewas dalam bentrokan di Mediterania Alexandria. "Pedagang jalanan tewas ditembak saat ratusan pendukung Mursi berkonvoi," kata Mayor Jenderal Nasser el-Abd. Belum dapat dipastikan, siapa pelaku penembakan. 

Para pengunjuk rasa membakar ban bekas dan tong sampah serta melemparkan bom molotov, petasan, dan batu ke polisi yang menembaki mereka dengan gas air mata, dan mengejar mereka. Dua orang terluka terkena tembakan.

Di Suez, tembakan menewaskan dua orang dan melukai tujuh orang. Waleed Gelany, saksi mata bentrokan, mengatakan bahwa polisi menembakkan gas air mata, bahkan sebelum para demonstran membentuk barisan dari masjid lokal ke pusat kota. Menurut Gelanny, tentara menembakkan peluru tajam ke para demonstran.

Adapun di Nasr City, pengunjuk rasa melemparkan batu dan botol kosong ke pasukan keamanan. Bom molotov ditembakkan pengunjuk rasa di Metwali, yang langsung dibalas dengan tembakan gas air mata oleh petugas keamanan.

Sepanjang Jumat, setidaknya 70 demonstran ditangkap. Pejabat Kementerian Kesehatan Mesir, Khaled el-Khatib, mengonfirmasi tiga kematian, dan mengatakan bahwa bentrokan melukai 12 orang di seluruh negeri.

Dalam beberapa pekan terakhir, protes meningkat menjadi kekerasan setelah pemerintah menyebut Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris. Setidaknya 17 warga sipil tewas pada Jumat pekan lalu, termasuk 10 orang di Kairo.

Juru bicara militer Kolonel Ahmed Mohammed Ali mengatakan, sedikitnya 160.000 tentara akan turun bersama polisi untuk mengamankan lokasi referendum. Lewat akun Facebook, Ali mengatakan bahwa pasukannya telah dibekali latihan tentang cara praktis membubarkan kerusuhan serta berurusan dengan protes dan upaya mengganggu referendum.

Pelaksanaan liga sepak bola Mesir juga sudah ditunda  hingga referendum usai. Hal ini didasari pernyataan Juru Bicara Asosiasi Sepak Bola Mesir, Azmy Megahed. Pertandingan rencananya akan ditunda dua pekan, setelah absen hampir dua tahun, menyusul kerusuhan yang menewaskan 74 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com