Sebelumnya, pemerintah Pakistan sudah mengantisipasi unjuk rasa ini dengan memperketat keamanan di berbagai kota besar. Pasukan polisi, paramiliter dan angkatan darat dikerahkan di Lahore, Karachi, Peshawar, Quetta dan Multan.
"Kami tahu bagaimana caranya memerangi musuh-musuh Islam dan kami kini memerangi mereka," kata pemimpin Ahle Sunnat Wal Jamaat (ASWJ), Maulana Ahmad Ludhianvi, dalam aksi di kota Rawalpindi.
Ludhianvi adalah mantan pemimpin kelompok Sipah-e-Sahaba Pakistan (SSP), dibentuk pada 1980-an dan diyakini bertanggung jawab atas pembunuhan ratusan warga Syiah yang mereka anggap sesat.
Banyak kalangan menduga kelompok ini kemudian berganti nama menjadi ASWJ, setelah dibekukan pemerintah pada 2002. Para anggota organisasi ini masih menyebut kelompoknya dengan nama lama.
Sementara di kota Quetta, sebanyak 2.000 aktivis berkumpul dan meneriakkan slogan-slogan anti-Syiah. Pemimpin AWSJ Quetta, Ramzan Mengal meminta pemerintah pemerintah untuk mendeklarasikan Pakistan sebagai sebuah negara Sunni.
Aksi unjuk rasa juga terjadi di Peshawar, di mana 4.000 orang memadati kawasan Shoba Bazaar. Sementara, para pengunjuk rasa di kota Lahore mendesak pemerintah melarang semua bentuk prosesi dan membatasi semua kegiatan Syiah.
Sedangkan di kota terbesar Pakistan, Karachi sebanyak 15.000 orang turun ke jalan sambil meneriakkan slogan-slogan anti-Syiah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.