Diam-diam, Israel Tahan Tokoh Al Qaeda Selama Tiga Tahun

Pria itu, Samer al-Baraq, mempelajari ilmu mikrobiologi di Pakistan, lalu bergabung dengan pelatihan militer di Afganistan. Pada 2010, pimpinan Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri, merekrut Al-Baraq menjadi anggota. Demikian dikatakan jaksa penuntut Israel.

Jaksa, masih menurut dokumen yang diperoleh Reuters, mengatakan bahwa Al-Baraq juga merencanakan serangan terhadap warga Israel.

Namun sejak ditahan pada 2010, Al-Baraq (39) belum mendapatkan dakwaan apa pun. Dia ditahan berdasarkan hukum Israel yang bisa menahan seorang tersangka teroris tanpa persidangan dan hanya berdasarkan bukti yang disampaikan di persidangan militer yang tertutup.

Pada Oktober lalu, Al-Baraq mengajukan banding ke Mahkamah Agung Israel agar dia dibebaskan dari tahanan militer. Kuasa hukum Al-Baraq, Mahmud Saleh, melalui radio militer Israel, mempertanyakan status kliennya.

"Jika dia memang salah seorang teroris berbahaya, mengapa dia tidak pernah dituntut? Tak ada bukti apa pun yang bisa menjerat dia," kata Saleh.

Al-Baraq pernah ditahan dan diinterogasi di Amerika Serikat, sebelum kemudian ditahan di Jordania selama lima tahun. Dia kemudian ditahan Israel saat berusaha memasuki negeri itu dari Jordania pada 2010.

Kejaksaan Israel mengatakan, membebaskan Baraq akan sangat berbahaya bagi Israel dan kawasan Timur Tengah secara keseluruhan.