Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belanda Minta Mahkamah Laut Internasional Bantu Bebaskan Aktivis Greenpeace

Kompas.com - 06/11/2013, 18:09 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

HAMBURG, KOMPAS.com — Pemerintah Belanda, Rabu (11/7/2013) meminta mahkamah hukum laut internasional untuk membebaskan 30 orang pegiat Greenpeace dan wartawan yang saat ini ditahan Rusia.

Namun, Pemerintah Rusia tidak hadir dalam sidang yang dimulai hari ini, setelah bulan lalu menyatakan tidak bisa menerima arbitrase dari pengadilan internasional.

Perwakilan Pemerintah Belanda, Liesbeth Lijnzaad, mendesak agar pengadilan meneruskan kasus itu walau pihak Rusia tidak hadir.

Mahkamah Hukum Laut Internasional, yang berkantor di Hamburg, Jerman, sudah menyatakan akan mempertimbangkan permohonan yang diajukan Kementerian Luar Negeri Belanda tersebut.

Menurut Kemenlu Belanda, para tersangka mestinya dibebaskan sampai kasus mereka disidang ke pengadilan. Meski demikian, mahkamah internasional mengatakan bahwa pertama-tama mereka perlu memutuskan lebih dulu apakah kasus ini masuk dalam wewenang hukum mereka atau tidak.

Dakwaan pembajakan dicabut

Hari ini sejumlah pegiat Greenpeace menggelar aksi di Moskwa dengan membawa spanduk yang meminta pembebasan rekan-rekannya dengan menggunakan perahu motor di depan Kremlin, kantor Pemerintah Rusia.

Para pegiat Greenpeace ditahan Rusia karena menggelar aksi unjuk rasa di anjungan lepas pantai milik Rusia di Kutub Utara pada tanggal 18 September lalu. Dua wartawan yang berada di dalam kapal Arctic Sunsrise bersama dengan 28 pegiat Greenpeace ikut ditangkap dan sudah didakwa pengadilan.

Mereka kini didakwa melanggar undang-undang kerusuhan setelah dakwaan awal pembajakan —dengan hukuman maksimal 15 tahun penjara— dicabut pengadilan.

Dua pegiat Greenpeace menaiki anjungan minyak Gazprom dari kapal Arctic Sunrise, yang diserang aparat keamanan Rusia September lalu.

Komisi Penyelidikan Rusia mengatakan bahwa tujuan damai dari aksi tidak bisa membenarkan yang mereka sebut sebagai sebuah "serangan" yang membawa ancaman atas anjungan minyak dan pekerjanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com