Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Tidak Akan Hadir di Sidang Mahkamah Maritim Internasional

Kompas.com - 23/10/2013, 17:55 WIB
MOSKWA, KOMPAS.com - Pemerintah Rusia, Rabu (23/10/2013), menyatakan akan memboikot sidang Mahkamah Maritim Internasional setelah Belanda mengadukan penahanan 30 aktivis Greenpeace oleh Rusia.

Pernyataan Rusia itu menambah ketegangan hubungan Rusia dan Belanda yang juga diwarnai penahanan diplomat Rusia di Belanda dan ancaman Moskwa untuk melarang impor sejumlah komoditi Belanda.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskwa sudah memberitahu Belanda dan Mahkamah Maritim Internasional bahwa Rusia tidak akan hadir dalam persidangan.

"Namun Rusia masih terbuka untuk menyelesaikan masalah ini," lanjut Kemenlu Rusia tanpa merinci negosiasi seperti apa yang diinginkan.

Sebelumnya, Belanda mengadukan Rusia kepada Mahkamah Maritim Internasional terkait nasib kapal Arctic Sunrise yang berbendera Belanda dan 30 orang awalnya.

Kapal itu membawa para aktivis Greenpeace yang melakukan unjuk rasa di sebuah anjungan minyak lepas pantai milik perusahaan Rusia Gazprom di Laut Artik.

Pasukan penjaga pantai Rusia kemudian menahan kapal dan para awaknya di kota Murmanks dan mengenakan dakwaan pembajakan terhadap para aktivis itu. Dakwaan ini bisa membuat para aktivis Greenpeace mendekam 15 tahun dalam penjara Rusia.

Pemerintah Belanda berharap sidang di mahkamah bisa digelar dalam dua atau tiga pekan mendatang. Langkah hukum Belanda ini adalah yang kedua untuk membebaskan para aktivis Greenpeace.

Sebelumnya Belanda juga sudah memulai proses hukum melawan Rusia dalam bentuk proses arbitrase.

Perselisihan diplomatik kedua negara ini berimbas pada hubungan ekonomi kedua negara yang sebelumnya sangat dekat. Seorang pejabat Rusia pada awal Oktober lalu mengatakan Moskwa bisa saja melarang impor Tulip dan produk susu dari Belanda dengan alasan keamanan.

Rusia kerap dituduh menggunakan hubungan dagang sebagai senjata diplomatik. Sebelumnya, Rusia juga menunda impor makanan dari Uni Eropa dan negara-negara bekas Uni Soviet yang mencoba lebih mendekati Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com