Selain itu, mereka juga harus menandatangani janji untuk tidak lagi mengemudikan mobil, sementara saudara laki-laki yang menemani mereka diminta berjanji untuk tidak menyerahkan kunci mobil.
Larangan mengemudikan mobil bagi perempuan yang sudah berlangsung sejak 1990 itu tidak resmi dan tidak ditetapkan dalam hukum Saudi.
Beberapa perempuan ikut serta dalam unjuk rasa menentang larangan ini dan beberapa di antaranya menerbitkan video mereka tengah menyetir mobil.
Wanita yang mengemudikan mobil ini melakukan protes untuk menanggapi kampanye di internet berjudul "Wanita yang mengemudi adalah pilihan".
Telepon dari kementerian dalam negeri
"Polisi menghentikan enam perempuan yang mengemudi di Riyadh, dan menjatuhkan denda 300 riyal masing-masing," kata Kolonel Al-Miman.
Setiap perempuan, bersama saudara laki, ayah, suami, paman, ataupun cucu, harus menandatangani "janji untuk mematuhi hukum kerajaan", demikian menurut Miman kepada kantor berita AFP.
Di antara para perempuan yang didenda itu, dua orang dari Jeddah, menurut juru bicara polisi setempat, Nawaq al-Bouq.
Para aktivis melalui media sosial menyerukan agar perempuan yang menyetir memprotes larangan itu, Sabtu (26/10/2013).
Sebagian wanita mengatakan mereka mendapat telepon dari kementerian dalam negeri yang meminta mereka untuk tidak mengemudikan mobil pada hari yang ditetapkan itu.
Para aktivis mengatakan, hari Sabtu dipilih sebagai tanggal "simbolis" untuk mengupayakan hak mengemudikan mobil bagi perempuan. Kampanye ini kali pertama dilakukan pada 10 tahun lalu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.