Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarang Terjadi, Tentara Pencuri Gading Ditangkap

Kompas.com - 03/10/2013, 04:10 WIB
Pieter P Gero

Penulis

NAIROBI, KOMPAS.com — Petugas Badan Satwa Liar Kenya (KWS) menahan seorang tentara Kenya, Rabu (2/10/2013), karena terlibat penyelundupan gading gajah. Penahanan atas tentara dalam kasus ini merupakan peristiwa langka di negara tersebut, terutama karena dilakukan petugas pemerintah terhadap sesama petugas pemerintah.

Kantor berita AFP melaporkan, penahanan atas tentara Kenya ini merupakan sebuah hal yang jarang terjadi. "Tidak ada pengecualian di hadapan hukum," ujar Paul Udoto, juru bicara KWS, yang menyebutkan penahanan terhadap seorang tentara ini sebagai "kasus khusus".

Sebagaimana di berbagai belahan Afrika, pembantaian gajah dan badak untuk mendapat gading atau cula di Kenya meningkat tajam belakangan ini. Kelompok kriminal bersenjata dan terorganisasi disalahkan dalam aksi pembantaian gajah dan badak ini.

Namun, pejabat pemerintah yang korup juga dituding sering sengaja menutup mata atau bahkan aktif dalam aksi penyelundupan gading dan cula badak ini. "Apapun posisi dan jabatan dari petugas itu, sekalipun dia juga anggota dari KWS, jika dia melakukan aksi kriminal maka akan diseret ke pengadilan," ujar Udoto.

Tentara yang ditahan tadi berusia 44 tahun dan sudah menjadi tentara selama 23 tahun. Penahanan bermula dari informasi masyarakat. Bersama tentara tersebut, disita tiga gading seberat tujuh kilogram. Rencananya, Kamis (3/10/2013), tentara itu akan dihadapkan pada pengadilan di Nairobi.

Benua Afrika kini menjadi rumah bagi sekitar 472.000 gajah yang terus bertahan dari aksi pembantaian untuk diambil gadingnya. Gajah juga semakin terdesak oleh pertambahan penduduk dan peningkatan permukiman manusia di wilayah yang sebelumnya menjadi habitat gajah.

Nilai perdagangan gelap gading gajah diperkirakan mencapai 10 miliar dollar AS atau sekitar Rp 110 triliun per tahun. Aksi ini terutama didorong permintaan yang tinggi dari Asia dan Timur Tengah. Gading dan cula badak acap kali dijadikan perhiasan ataupun obat tradisional di Asia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com