Adalah Zhang Yunlong, cowok asal Shenyang, Provinsi Liaoning, timur China, yang mulai merokok sejak dua tahun silam. Menurut ABG berusia 16 tahun itu, ia jadi terbiasa memborong rokok lewat belanja dunia maya untuk kebutuhan setahun. "Tinggal klik saja dan pembayarannya gampang," katanya.
Pengalaman Yunlong menunjukkan kalau pemilik toko rokok online tak ambil peduli apakah usia pembelinya masih belia atau tidak. "Dia cuma butuh berapa uang yang saya bayarkan. Lalu, rokok tinggal dikirim," katanya.
Harga
Sementara itu, catatan dari Asosiasi Pengontrol Tembakau China (CATC) menunjukkan kalau ada sekitar 20.000 penjual yang menawarkan rokok di laman Taobao.com. Laman ini adalah situs belanja paling besar di China.
Peraturan China menegaskan pembuat dan atau penjual rokok mesti mengantongi izin resmi. Banyak dari toko online tersebut malah menyerempet bahaya dengan mengklaim menjual rokok dalam kemasan. Harganya berkisar kurang dari 100 yuan atau 16 dollar AS. Sementara, untuk paket sama yang dijual di toko-toko nyata, harganya mencapai 980 yuan.
Pada bagian lain, survei CATC menunjukkan bahwa rerata siswa kelas 10 dari 30 sekolah di Beijing dan Provinsi Henan, tengah China, sudah membeli rokok. Tak cuma itu, banyak dari anak usia remaja membeli rokok lewat internet bukan untuk menghindari pertanyaan orangtua mereka, melainkan lantaran harga murah tadi. Ini yang membuat remaja China jadi keranjingan membeli rokok lewat internet.
Belum ada upaya tegas Pemerintah China untuk menghadapi kenyataan pembelian rokok lewat internet ini. Cuma, seorang pejabat dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular China, Yang Gonghuan, berkomentar promosi dan iklan rokok di internet mestinya segera dilarang di China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.