Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemilu Zimbabwe Dituding Penuh Kecurangan

Kompas.com - 31/07/2013, 17:02 WIB

HARARE, KOMPAS.com — Rakyat Zimbabwe, Rabu (31/7/2013), memberikan suara dalam pemilihan presiden dan parlemen yang sudah diwarnai dengan tuduhan kecurangan.

Tempat pemungutan suara mulai dibuka pada pukul 07.00 dan ditutup pukul 19.00 waktu setempat pada hari yang dinyatakan sebagai libur nasional.

Partisipasi pemilih diperkirakan tinggi dengan jumlah pemilih terdaftar mencapai 6,4 juta orang, dan hasilnya akan diumumkan dalam waktu lima hari.

Wartawan BBC, Nomsa Maseko, di ibu kota Harare melaporkan, di beberapa tempat pemungutan suara sudah terlihat antrean panjang.

Namun, partai Gerakan Perubahan Demokratik (MDC) pimpinan Perdana Menteri Morgan Tsvangirai menyatakan partai pimpinan Presiden Robert Mugabe, Zanu-PF, melakukan kecurangan dengan mengatur daftar pemilih.

Seorang juru bicara MDC juga menegaskan bahwa mereka akan menerima hasil pemilihan jika memang berlangsung secara jujur dan adil.

Zanu-PF dan MDC membentuk pemerintahan bersama sejak 2009 berdasarkan kesepakatan untuk mengakhiri kekerasan akibat sengketa dalam pemilihan presiden setahun sebelumnya.

Upaya ketiga

Presiden Robert Mugabe, yang berusia 89 tahun dan sudah berkuasa 33 tahun, mengatakan akan mengundurkan diri jika dia dan Zanu-PF kalah.

"Jika Anda berada dalam sebuah proses dan ikut persaingan dengan hanya dua hasil, menang atau kalah, Anda tidak bisa mendapat keduanya. Anda menang atau kalah. Jika kalah, Anda harus menerima," tutur Mugabe dalam konferensi pers, Selasa (30/7/2013) malam.

Akan tetapi kepada BBC, Perdana Menteri Morgan Tsvangirai menepis pernyataan Mugabe itu.

"Dia tidak percaya dengan hak rakyat untuk memilih. Dia tidak percaya bisa terlempar dari jabatan lewat pemungutan suara," ujar Tsvangirai.

Bagaimanapun dia bertekad untuk menyingkirkan Mugabe, yang merupakan upaya ketiganya sejauh ini.

Tsvangirai meraih suara terbanyak dalam putaran pertama pemilihan 2008, tetapi mundur di putaran kedua untuk menghadapi Mugabe karena banyaknya serangan terhadap para pendukung MDC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com