KOMPAS.com - Peristiwa pembunuhan tak hanya terjadi kepada orang sipil biasa saja yang menjadi korban. Banyak juga aksi pembunuhan yang menewaskan presiden, perdana menteri, hingga raja.
Terkadang, pembunuhan pemimpin begitu mengejutkan karena dilakukan dengan cepat tanpa diketahui motif yang sesungguhnya. Memerlukan waktu dari pihak berwenang untuk mengulas motif dari peristiwa tersebut.
Berikut adalah lima pembunuhan terkenal sepanjang sejarah:
Hingga kini, para sejarawan menilainya sebagai salah satu figur presiden yang dicintai sepanjang sejarah AS.
Presiden Kennedy dibunuh ketika sedang melakukan iring-iringan di mobil kepresidenan di Dallas, Texas pada 22 November 1963. JFK menderita luka tembak pada bagian kepala dan leher, kemudian meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Parkland.
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Presiden AS John F Kennedy pada 55 Tahun Lalu..
Setelah kejadian tersebut, Wakil Presiden Lyndon B Johnson naik menggantikan peran Kennedy sebagai presiden. Muncul ide untuk membentuk badan yang berwenang menyelidiki kasus ini yang tertuang dalam Komisi Warren.
Hasilnya adalah bahwa pelaku yang melakukan pembunuhan adalah seorang bekas anggota marinir AS berusia 24 tahun, bernama Lee Harvey Oswald. Dia melepaskan tembakan dari lantai 6 sebuah gedung.
Namun, ternyata hasil itu kurang memuaskan. Ini disebabkan keterangan dari Oswald tak bisa didapat mengingat dirinya tewas tertembak ketika sedang berada di tahanan.
Setelah saat itu, muncul beberapa teori konspirasi tentang kematian dari Kennedy.
Mohandas Karamchand Gandhi adalah seorang pemimpin gerakan nasionalis India melawan pemerintahan Inggris. Gandhi selama ini bahkan dianggap sebagai Bapak India.
Ia diapresiasi kalangan internasional karena doktrin protes tanpa kekerasan untuk mencapai kemajuan politik dan sosial.
Dengan menggunakan cara non-kekerasan, dia memprotes pajak garam yang diberlakukan Inggris. Aksi protes massal itu memaksa Inggris keluar secara teratur dari India.
Namun, tak banyak orang yang menyukai kebijakan dari Gandi. Pada sore hari, 30 Januari 1948, Gandhi yang berusia 78 tahun makin lemah kondisinya berpegang pada dua cucu perempuannya dari kediamannya di Birla House, New Delhi, menuju acara pertemuan doa.