Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia lebih dari 140 Tahun, Ini 6 Fakta Menarik Terusan Suez

Kompas.com - 17/11/2018, 13:21 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pada masa lalu, kapal dagang dari Laut Tengah membutuhkan waktu lebih lama saat hendak berlayar ke Samudera Hindia. Kapal-kapal itu harus mengitari Tanjung Harapan di Afrika Selatan terlebih dulu.

Perancis di bawah komando Napolen Bonaparte akhirnya membuat inisiatif untuk membangun sebuah terusan atau kanal.

Terusan yang rencananya menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah memang dapat mempercepat waktu tempuh yang menguntungkan bagi para pedagang.

Adapun, terusan yang dibuat itu bernama Terusan Suez. Kini, Terusan Suez bisa digunakan oleh berbagai orang untuk melewati daerah itu dengan konsumsi waktu yang lebih cepat.

Berusia lebih dari 100 tahun, inilah beberapa fakta terkait Terusan Suez, dilansir dari History.com dan Britannica.com.

1. Dari Mesir Kuno

Terusan Suez yang dikenal saat ini merupakan "karya" paling baru dari beberapa saluran air buatan manusia yang pernah berkelok melintasi Mesir. 

Firaun Mesir Senusret III bahkan telah membangun saluran awal yang menghubungkan Laut Merah dan Sungai Nil sekitar tahun 1850 SM.

Selain itu, ketika Mesir di bawah pemerintahan Dinasti Ptolomeus (305 SM-30 SM), sebuah kanal juga pernah dibuat untuk menghubungkan Danau Bitter ke Laut Tengah.

Dibuat juga kanal yang menghubungkan Danau Timsah ke utara hingga mencapai Sungai Nil. Namun karena tak dirawat dengan baik dan dihancurkan oleh alasan pertimbangan militer.

2. Pertimbangan Napoleon

Pada abad ke-15, bangsa Eropa membayangkan sebuah jalur pelayaran yang memungkinkan kapal-kapal dagang berlayar dari Laut Tengah ke Samudera Hindia lewat Laut Merah.

Sebab, hingga saat itu semua kapal dagang dari Laut Tengah harus mengitari Tanjung Harapan di Afrika Selatan yang secara otomatis membuat durasi perjalanan menjadi lebih panjang.

Setelah menaklukkan Mesir pada 1798, Napoleon Bonaparte mengirim tim surveyor dan secara pribadi untuk menyelidiki Tanah Genting Suez, kemudian membangun kanal dari Laut Merah ke Laut Tengah.

Perancis kemudian membuat studi lanjutan terkait pembangunan kanal ini dan pada 1854 Ferdinand de Lesseps, mantan konsul Perancis di Kairo, membuat kesepakatan dengan gubernur Ottoman di Mesir untuk membangun sebuah kanal.

3. Patung Liberty dibangun untuk Terusan Suez

Sketsa usulan rancangan Bartholdi untuk Terusan Suez berupa patung wanita muslim lengkap menggunakan pakaian tradisional Arab.Getty Images Sketsa usulan rancangan Bartholdi untuk Terusan Suez berupa patung wanita muslim lengkap menggunakan pakaian tradisional Arab.
Ketika Terusan Suez hampir selesai pada 1869, pematung Prancis Frédéric-Auguste Bartholdi mencoba meyakinkan Ferdinand de Lesseps dan Pemerintah Mesir untuk membiarkan dia membangun patung yang rencananya ditempakan di "pintu masuk" terusan itu.

Terinspirasi oleh Colossus of Rhodes, Bartholdi membayangkan patung setinggi 27 meter sebagai seorang wanita yang menggunakan jubah petani ala Mesir dan memegang obor besar. Fungsinya adalah sebagai mercusuar memandu kapal menuju ke kanal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com