Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

79 Siswa yang Diculik Kelompok Separatis di Kamerun Telah Dibebaskan

Kompas.com - 07/11/2018, 18:22 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

YOAUNDE, KOMPAS.com - Sebanyak 79 siswa yang diculik oleh sekelompok orang bersenjata dari sebuah sekolah menengah di wilayah berbahasa Inggris di Kamerun pada Senin (5/11/2018) lalu, kini telah dibebaskan.

Kabar dibebaskannya puluhan siswa sekolah itu diumumkan Menteri Komunikasi Issa Bakary Tchiroma, kepada AFP, Rabu (7/11/2018).

"Seluruh 79 siswa yang diculik telah dibebaskan, kata Tchiroma, tanpa menjelaskan lebih lanjut mengenai kondisi para siswa yang dibebaskan.

Sebelumnya diberitakan, insiden penculikan puluhan siswa terjadi di Sekolah Menengah Presbyterian Nkwenda di kota Bamenda, barat laut Kamerun, salah satu dari wilayah yang kerap menjadi sasaran serangan kelompok separatis.

Baca juga: Kelompok Bersenjata Culik Puluhan Siswa Sekolah di Kamerun

Selain menculik puluhan siswa, kelompok separatis bersenjata juga diketahui telah menyandera seorang guru, kepala sekolah dan juga seorang sopir. Nasib ketiga staf sekolah tersebut belum diketahui.

Pembebasan para siswa itu dilakukan berselang sehari setelah dilantiknya Presiden Paul Biya untuk masa jabatannya yang ketujuh.

Presiden berusia 85 tahun itu berjanji akan melanjutkan kebijakan desentralisasi untuk mengatasi frustasi dan aspirasi di wilayah berbahasa Inggris di negara itu, dalam pengakuan publik pertamanya menanggapi kebencian yang telah meluas.

Pada 2016, kekecewaan atas diskriminasi yang terjadi dalam bidang pendidikan, peradilan dan ekonomi telah mendorong tuntutan untuk otonomi di dua wilayah berbahasa Inggris di Kamerun.

Namun Presiden Biya menolak pengakuan tersebut dan setahun setelahnya, kelompok radikal memutuskan mengumumkan merdeka dengan nama Republik Ambazonia dan melakukan perlawanan bersenjata terhadap pemerintah Kamerun.

Pasukan separatis sejak saat itu menyerang tentara dan polisi negara, memboikot dan membakar sekolah-sekolah, dan menyerang simbol-simbol negara lainnya.

Tindakan kelompok separatis telah memicu tindakan keras dan kejam dari pasukan pemerintah.

Baca juga: Sudah Berusia 85 Tahun, Paul Biya Masih Ingin Berkuasa di Kamerun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com