Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terduga Peracunan Skripal Disebut Sebagai Dokter Intelijen Rusia

Kompas.com - 09/10/2018, 08:53 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber BBC,Sky News

SALISBURY, KOMPAS.com - Salah satu dari terduga pelaku peracunan terhadap mantan agen Rusia Sergei Skripal di Inggris, disebut sebagai dokter militer yang bekerja untuk intelijen Rusia.

Sebelumnya pemerintah Inggris merilis dua nama intelijen bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov sebagai terduga pelaku peracunan novichok.

Melansir Sky News, Senin (8/10/2018), situs investigasi Bellicat dan The Insider yang berbasis di Rusia mengklaim Alexander Petrov memiliki nama asli Alexander Yevgenyevich Mishkin.

Baca juga: Begini Cara Dua Mata-mata Rusia Racuni Skripal dengan Novichok

Dia merupakan seorang dokter militer di intelijen Rusia, GRU. Mishkin lahir pada 13 Juli 1979 di Loyg, Rusia bagian Eropa utara.

Dia lulus dari akademi kesehatan militer di Rusia dan dilatih sebagi dokter untuk Angkatan Laut.

Selama menempuh pendidikan bidang medis, dia direkrut oleh GRU. Kemudian pada 2010, dia direlokasi ke Moskwa dengan nama alias dan paspor sebagai Alexander Petrov.

Bellingcat menyatakan, Miskhin bepergian ke berbagai tempat antara 2010 hingga 2018, dari Ukraina sampai ke Republik Transnistria.

Tidak seperti rekannya yang diidentifikasi memiliki nama asli Anatoliy Chepiga, dia mempertahankan karakteristik biografinya seperti tanggal kelahiran dan nama depan orangtua.

Hingga September 2014, rumahnya beralamatkan di Koroshevskoe Shosse 76B, markas GRU di Moskwa. Pada bulan itu, dia dan Chepiga pindah ke apartemen.

Seperti diketahui, peristiwa peracunan Skripal dan putrinya yang hampir saja kehilangan nyawa mereka telah memicu serangkaian tudingan pemerintah Inggris terhadap Rusia.

Baca juga: Inggris: Wawancara Dua Tersangka Pelaku Serangan Racun Saraf Rekayasa

Puncaknya, Inggris mengusir diplomat Rusia dan memberikan sanksi internasional.

"Mengerikan seorang dokter medis tampaknya telah menjadi bagian dari tim operasi GRU," demikian pernyataan Bob Seely, anggota parlemen Inggris, seperti dikutip dari BBC.

"Meskipun operasi ini memalukan bagi Kremlin dari awal sampai akhir, perlu diingat bahwa kita mungkin tidak tahu tentang operasi GRU yang berhasil," ucapnya.

Terduga Peracunan Skripal Disebut Sebagai Dokter Intelijen Rusia
SALISBURY, KOMPAS.com - Salah satu dari terduga pelaku peracunan terhadap mantan agen Rusia Sergei Skripal di Inggris, disebut sebagai dokter militer yang bekerja untuk intelijen Rusia.
Sebelumnya pemerintah Inggris merilis dua nama intelijen bernama Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov sebagai terduga pelaku peracunan novichok.
Melansir Sky News, Senin (8/10/2018), situs investigasi Bellicat dan The Insider yang berbasis di Rusia mengklaim Alexander Petrov memiliki nama asli Alexander Yevgenyevich Mishkin.
Dia merupakan seorang dokter militer di intelijen Rusia, GRU. Mishkin lahir pada 13 Juli 1979 di Loyg, Rusia bagian Eropa utara.
Dia lulus dari akademi kesehatan militer di Rusia dan dilatih sebagi dokter untuk Angkatan Laut.
Selama menempuh pendidikan medis, dia direkrut oleh GRU. Kemudian pada 2010, dia direlokasi ke Moskwa dengan nama alias dan paspor sebagai Alexander Petrov.
Bellingcat menyatakan, Miskhin bepergian ke berbagai tempat antara 2010 hingga 2018, dari Ukraina sampai ke Republik Transnistria.
Tidak seperti rekannya yang diidentifikasi memiliki nama asli Anatoliy Chepiga, dia mempertahankan karakteristik biografinya seperti tanggal kelahiran dan nama depan orangtua.
Hingga September 2014, rumahnya beralamatkan di Koroshevskoe Shosse 76B, markas GRU di Moskwa. Pada bulan itu, dia dan Chepiga pindah ke apartemen.
Seperti diketahui, peristiwa peracunan Skripal dan putrinya yang hampir saja kehilangan nyawa mereka telah memicu serangkaian tudingan pemerintah Inggris terhadap Rusia.
Puncaknya, Inggris mengusir diplomat Rusia dan memberikan sanksi internasional.
"Mengerikan seorang dokter medis tampaknya telah menjadi bagian dari tim operasi GRU," demikian pernyataan Bob Seely, anggota parlemen Inggris.
"Meskipun operasi ini memalukan bagi Kremlin dari awal sampai akhir, perlu diingat bahwa kita mungkin tidak tahu tentang operasi GRU yang berhasil," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com